70 Tahun Merdeka, Kapan Majunya?

Bendera Merah Putih dan dan anak kecil dibentangan sawah yang menghijau.(Dok)
Bendera Merah Putih dan dan anak kecil dibentangan sawah yang menghijau.(Dok)

TRANSINDONESIA.CO – 70 tahun bukn lah waktu yang pendek, mengenang kemerdekaan sebuah bangsa, yang masih banyak permasalahan-permasalahan yang semestinya sudah teratasi, dan tinggalah memikirkan bagaimana Indonesia sebagai bangsa besar, kuat dan menjadi inspirasi bagi bangsa-bangsa lain.

Pada kenyataannya, masih saja berkutat mengatasi masalah-masalah internal bangsa seperti, wabah korupsi, birokrasi bobrok, keterpurukan ekonomi, politik yang kacau, konflik SARA, kejahatan-kejahatan konvensional, pelayanan publik ygan buruk sampai sarat dengan palak memalak.

Pemilihan pemimpin tanpa suksesi dan tanpa kompetensi serta masih banyak lagi masalah yang menjadi hambatan bagi bangsa Indonesia untuk maju.

Sebagai anak bangsa, kita semua bermimpi Indonesia sebagai bangsa yang besar, maju, modern dan makmur sejahtera rakyatnya.

Tatkala melihat permasalahan-permasalahan internal bangsa ini seringkali kita dibuatnya merenung, “mungkinkah bangsa ini bangkit?”.

Setiap anak bangsa yang ditanya pasti menjawab “mungkin” dan harus dengan nada dan semangat yang menggebu.

Namun, tatkala melihat kembali perilaku yang merongrong dan bagai pecundang maka apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan sama sekali berbeda bahkan bertentangan. Ini menunjukkan tiadanya integritas. Para ndoro-ndoro pun hanyut dan memimpin perkeliruan.

Ini merupakan suatu keprihatinan bagi bangsa bahwa kita sudah terlelap dan terlena tiada lagi mampu membedakan mana yang semestinya dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.

Tiada lagi rasa bersalah dan malahan dijadikan kebanggaan. Korupsi, kolusi, nepotisme ada dimana-mana dan disitulah lahan subur para mafia atau preman-preman birokrasi tumbuh berkembang.

Siapa Patriot bangsa yang mampu menjadi guru bangsa? Siapa orang suci bangsa diantara banyaknya tempat suci? Siapa pemimpin yang akan mampu membawa keluar dari keterpurukan, kebodohan dan ketertinggalan bangsa ini? Sampai Kapan bangsa ini sadar dan memiliki rasa malu atas perilaku-perilaku sebagai pecundang yang merongrong bangsa ini?

Masih banyak pertanyaan yang harus dipertanyakan dan dijawab dengan karya nyata untuk memajukan bangsa ini. (CDL-160815)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share