TRANSINDONESIA.CO – Di era digital perang fisik hampir-hampir tidak digunakan lagi, namun para actor-aktor yang menjadi dalang perng berupaya tetap membentuk pelaku-pelaku yang menjadi pemeran perang (melalui pemeran-pameran penganti) untuk menyamarkan dan melapas tanggungjawab atau perselisihan secara langsung.
Pemeran pengganti ini dapat melalui perorangan, LSM, kelompok-kelompok masyarakat, perusahaan atau company. Pada intinya, adalah merebut atau mengambil alih sumber daya sumber daya yang pada ujungnya adalah penggambilalihan kekuasaan.
Tatkala sumber daya dari dalam tidak mencukupi maka kian merambah ke luar atau sekitarnya.
Bagi negara untuk dapat hidup tumbuh dan berkembang diperlukan sumber daya, ketika di dalam tidak mencukupi maka akan akan mengambil ke luar dan siapapun yang menghalangi akan diperangi (melalui strategi proxy war).
Cara-cara mengambil alih atau mendapatkan sumber daya ini bisa dengan membuat isu dan membangun opini publik, mengadu domba antar aparatur dan lainnya.
Dampak dari proxy war adalah, kemiskinan, ketimpangaan sosial, ketidak adilan, ketidak percayaan publik terhadap pemerintah.(CDL-jkt120315)
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana