Bahasa Asli Aborigin Terancam Punah

Suku Aborigin.(ist)
Suku Aborigin.(ist)

TRANSINDONESIA.CO – Pakar bahasa dari Universitas Yale berusaha meneliti beragam bahasa asli warga Aborigin di kawasan Goldsfield, Australia Barat. Tindakan ini merupakan upaya untuk menyelamatkan bahasa-bahasa itu dari kepunahan.

Saat ini tercatat hanya tersisa sekitar enam orang saja penutur Bahasa Tjupan, bahasa yang sangat kompleks yang berasal dari Utara Goldsfiel dekat Wiluna, Australia Barat.

Pakar bahasa asal Universitas Yale, Andy Zhang, selama beberapa bulan terakhir sedang berusaha merekam bahasa itu untuk dibawa kembali ke Amerika Serikat, dimana nantinya para mahasiswa Yale akan menyusunnya sebagai sumber rujukan seperti kamus, pola tata bahasa dan rujukan pelafalan.

“Ini merupakan bahasa asli Australia yang sesungguhnya – bahasa Inggris yang digunakan di Australia merupakan bahasa yang didatangkan,” kata Zhang, baru-baru ini.

“Itu sebabnya upaya ini sangat penting dan sekaligus dapat membantu penuturnya untuk merekam bahasa mereka, dan mungkin suatu saat dapat digunakan sebagai sumber pengajaran, atau apapun yang hendak dilakukan masyarakat dengan pengetahuan bahasa tersebut.” Ujarnya lagi.

Zhang mengatakan jumlah bahasa asli warga pribumi Australia saat ini diperkirakan hanya tersisa 20 bahasa saja, padahal beberapa abad lalu jumlahnya diperkirakan mencapai 600 bahasa.

Edie Ulrich, seorang wanita penutur Bahasa Tjupan mengatakan, Bahasa Tjupan memegang peranan penting baginya maupun bagi warga Tjupan lainnya.

“Saya tahu hanya tinggal sedikit saja orang yang masih menggunakan Bahasa Tjupan kami, hanya beberapa saja bahkan. Makanya saya senang dengan perekaman yang dilakukan Andy,” katanya.

“Kami akan sangat merugi jika tidak berusaha untuk melestarikan bahasa tersebut, karena akan sangat baik jika anak-anak kami bisa menguasainya dan menggunakan bahasa itu sehari-hari,”

Ulrich mengatakan beberapa kenangan terindah mengenai bahasa tjupan didapat dari ibunya, Edna Sceghi, yang sering menceritakan dongeng tradisional dalam bahasa di Tjupan.

 

“Ibu saya akan duduk disana dan menceritakan dongeng, dia melakukan ini semua sepanjang hidupnya, sama seperti dia berbicara dengan menggunakan Bahasa Tjupan dan menceritakan semua cerita itu,” katanya.

“Saya akan  mempelajari kata-kata yang diucapkannya sambil membayangkan apa yang bakal terjadi ketika mendengarkan ibu menceritakan dongeng, dan itu membuat semuanya tampak hidup,”

Zhang telah menghabiskan waktu 4 pekan berkerja bersama para penutur setiap hari dan berusaha merekam sebanyak mungkin kata-kata tjupan,”

“Banyak orang, karena mereka tidak menggali cukup dalam ke dalam Bahasa Tjupan ini, mereka pikir bahasa Tjupan sangat sederhana, “katanya.

“Padahal sebaliknya Tjupan memiliki verba yang jauh lebih kompleks dan jenis bahasa khusus – sehingga bahasa yang menggambarkan arah dan lokasi – daripada yang kita lakukan dalam bahasa Inggris.”

Ulrich mengaku proyek linguistic ini sangat menantang secara intelektual. “Awalnya sangat mudah dan menyenangkan, anda hany perlu mengingat kata-kata dan artinya,’

“Namun Andy terus menodorong saya untuk mampu mengingat banyak hal  dalam bahasa itu, mulai dari akhiran yang berbeda dan menyatukannya bersama-sama,”

“Aku pernah melihat ibu duduk di ujung meja setengah jalan melalui sesi dengan mata tertutup dan dia semacam terkantuk-kantuk dan dia mengatakan,” Ya, aku lelah”.(rol/sis)

Share