Konflik Gaza, Presiden Serukan Dunia Harus Serius Bertindak

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya pesapresiden-sby-belasungkawaPresiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17.(pri)

 

TRANSINDONESIA.CO – Serangan yang terus dilakukan pihak Israel di Jalur Gaza membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta dunia untuk menghentikan aksi kekerasan yang terjadi. Dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jumat (18/7/2014), terkait musibah jatuhnya pesawat MH-17 dan serangan Israel ke Gaza, Presiden menyerukan agar masyarakat dan pemimpin dunia mengatasi situasi Jalur Gaza yang makin memburuk.

“Saya ingin menyampaikan seruan kepada masyarakat dunia, kepada pemimpin dunia untuk secara khusus mengatasi situasi memburuknya di Jalur Gaza yang telah merenggut jatuhnya korban sipil yang tidak berdosa,” ujar Presiden SBY.

Menurut SBY, setelah gencatan senjata singkat, ternyata situasinya makin memburuk. Ia menyebutkan, beberapa jam lalu Israel justru melaksanakan operasi serangan darat yang tentu akan menambah penderitaan masyarakat Palestina. Penembakan-penembakan roket juga masih terjadi.

“Berarti aksi balas membalas masih terjadi. Oleh karena itu, menghadapi situasi yang sangat kritis ini tiada lain dunia harus sangat serius untuk bertindak, bukan hanya berkata-kata, menghentikan semua kekerasan yang terjadi di wilayah Palestina,” Kepala Negara menyerukan.

Dunia, lanjut SBY, juga harus secara serius menghentikan segala bentuk kekerasan di wilayah Palestina. Dewan Keamanan PBB harus tegas untuk mengatasi itu. Presiden juga menyatakan bahwa Indonesia terus mengimbau untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban konflik di Jalur Gaza untuk meringankan penderitaan korban dan keluarga. Indonesia sendiri telah memberi contoh untuk memberikan bantuan kemanusiaan ini.

Menutup keterangannya, Presiden SBY menjelaskan bahwa situasi damai serta pembicaraan damai menjadi hal yang penting bagi terwujudnya negara Palestina yang berdaulat dan merdeka dengan konsep dua negara, two-state solution.(pri/sof)

Share