OJK: Modal Asing Keluar Capai Rp20 Triliun

TRANSINDONESIA.co | Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat modal investor asing yang keluar (capital outflow) dari pasar modal Indonesia mencapai Rp20,10 triliun hingga Agustus 2023.

“Investor asing atau non residen mencatatkan outflow sebesar Rp20,10 triliun mtd, faktor utamanya akibat transaksi crossing,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dari hasil rapat bulanan OJK, di Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Pasar saham Indonesia hingga 31 Agustus 2023 tetap resilien dengan menguat 0,32 persen month-to-date (mtd) ke level 6.953,26. Penguatan IHSG terbesar ditopang oleh sektor barang baku dan infrastruktur.

Secara year-to-date (ytd), IHSG tercatat menguat sebesar 1,50 persen dengan non-residen membukukan net sell sebesar Rp1,18 triliun. Sedangkan pada Juli 2023, net buy asing sebesar Rp18,92 triliun ytd.

Sedangkan dari sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham pada Agustus 2023 mencapai Rp11,20 triliun mtd dan Rp10,38 triliun ytd.

Sementara itu untuk pasar obligasi, indeks pasar obligasi atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) menguat 0,09 persen mtd dan 7,17 persen secara ytd ke level 369,52.

Pasar obligasi korporasi mencatat aliran dana keluar investor asing sebesar Rp211,93 miliar ytd, dan secara ytd tercatat outflow Rp561,98 miliar.

Sejalan dengan pergerakan ekonomi global, pasar Surat Berharga Negara (SBN) membukukan outflow investor asing sebesar Rp8,89 triliun mtd, sehingga mendorong kenaikan yield SBN rata-rata sebesar 11,88 bps mtd di seluruh tenor.

“Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 41,92 bps di seluruh tenor dengan non-residen mencatatkan net buy sebesar Rp84,11 triliun ytd,” ujar Inarno.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyatakan, stabilitas sektor jasa keuangan di Tanah Air terus stabil terjaga dan resilien.

Hal tersebut ditunjukkan oleh beberapa indikator prudensial, seperti permodalan dan likuiditas yang memadai, serta profil risiko yang terjaga di tengah peningkatan ketidakpastian ekonomi global.

“Ekonomi dalam negeri tumbuh positif pada kuartal II/2023 sebesar 5,17 persen yoy, naik dari kuartal sebelumnya sebesar 5,04 persen yoy, didorong konsumsi rumah tangga dan investasi yang baik,” ujar Magendra.

Namun dia ingatakan, perlu dicermati kecendurungan pelemahan indikator optimisme konsumen, tren penurunan inflasi inti, dan pelemahan harga komoditas yang menekan kinerja eksternal Indonesia.

Selain itu, perlu juga diperhatikan dinamika perekonomian yang mendorong pelemahan pasar keuangan global, baik di pasar saham, surat utang, maupun nilai tukar.

“Pekenahan tersebut disertai peningkatan volatilitas pasar dan outflow dari mayoritas keuangan emerging market, termasuk Indonesia,” ungkap Mahendra.

Dari sisi pasar modal, per 31 Agustus 2023 terdapat penguatan dibandingkan bulan sebelumnya. IHSG tercatat pada level 6953,26 atau naik 1,50 persen year to date (ytd). Sementara, pada Juli 2023 kenaikan tercatat sebesar 1,18 persen ytd. [dar]

Share