Tiga Tewas, Termasuk Anak-anak akibat Serangan Rudal di Kiev

TRANSINDONESIA.co | Seorang gadis berusia sembilan tahun beserta ibunya dan seorang wanita lainnya tewas akibat serangan rudal Rusia di Kiev pada Kamis, setelah mereka gagal membuka pintu tempat berlindung dari serangan udara, kata para saksi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan kemarahannya atas kesalahan tersebut dan akan menghukum pejabat yang tidak bisa memberikan pelindungan kepada warga.

Komentar Zelenskyy tersebut tampaknya ditujukan kepada pejabat Kota Kiev dan Walikota Vitali Klitschko yang selama ini memang sering berselisih pendapat dengan Zelenskyy selama perang.

Polisi telah melakukan penyelidikan atas kematian tiga orang tersebut di dekat klinik kesehatan di distrik Desnyanskyi di Kiev setelah serangan ke-18 terhadap Ibukota Kiev yang dimulai sejak Mei lalu.

“Tiga warga, satu di antaranya anak-anak, tewas dekat klinik tadi malam. Serpihan roket jatuh dekat pintu masuk klinik empat menit setelah tanda bahaya dibunyikan. Warga kemudian menuju tempat berlindung,” kata Klitscho.

Beberapa warga mengatakan bahwa mereka tidak bisa masuk ke tempat berlindung karena dikunci. Tidak diketahui dengan jelas mengapa tempat berlindung tersebut dikunci.

“Alarm tanda bahaya berbunyi. Istri saya membawa anak perempuan saya dan mereka berlari menuju pintu masuk,” kata salah seorang warga Yaroslav Ryabchuk kepada Reuters di distrik Desnyanskyi.

“Tetapi pintu dikunci, terdapat antara lima sampai sepuluh perempuan dengan anak-anak. Tidak ada yang bisa membuka pintu untuk mereka,” katanya.

Kejadian tersebut membuat otoritas meminta warga untuk segera memeriksa tempat berlindung dan melaporkan jika terjadi pelanggaran keamanan. Media setempat mengatakan jaksa telah memeriksa kantor pemerintah daerah sebagai bagian dari investigasi.

Presiden beri peringatan
Zelenskyy, dalam pernyataan yang disiarkan pada malam, menegaskan bahwa tempat berlindung harus bisa diakses. “Jangan terulang lagi kejadian serupa seperti yang terjadi tadi malam di Kiev,” katanya.

“Ini sudah jelas tugas pemerintah daerah dan jika tugas ini tidak dijalankan pada tingkat daerah, maka itu jelas tugas langsung penegak hukum untuk bertindak,” katanya.

Dalam komentar sebelumnya kepada wartawan di Moldova, Zelenskyy mengatakan bahwa selain menghadapi musuh Rusia, ia juga berhadapan dengan musuh internal.

Ia menegaskan bahwa ia bisa memberikan sanksi berupa “pukulan mematikan” atas kelalaian tersebut kepada Klitscho, yang merupakan mantan juara tinju kelas berat dunia.

Oleksandra, seorang ibu berusia 25 tahun menceritakan pengalaman yang mengerikan bersama gadis yang tewas akibat serangan rudal tersebut.

“Saya menarik menarik anak saya dan berlari menuju koridor karena tidak ada pilihan lain.

Kami hanya bisa duduk disana, sementara ada lain ledakan susulan,” kata Oleksandra yang datang ke pemakaman gadis tersebut bersama anaknya Hryhoriy (4 tahun).

“Anak saya sangat takut, dia duduk di pojok koridor. Sambil menangis ia mengatakan bahwa kami semua akan mati. Saya sangat takut mendengarkannya. Sungguh mengerikan,” ujarnya.

Walau serangan udara mereka menyebabkan kehancuran di banyak kota, pihak Rusia membantah bahwa mereka sengaja menyasar warga sipil sejak menginvasi Ukrania pada 24 Februari 2022 lalu.

Otoritas Ukraina mengakui bahwa tidak terdapat kerusakan parah akibat serangan udara pada Kamis tersebut karena mereka berhasil menembak jatuh seluruh 10 rudal yang ditembakkan Rusia. [ant/rts]

Share