Kebun Teh Cirangsad Hidden Gem di Cigudeg Bogor
TRANSINDONESIA.co | Jangan lewatkan kesempatan untuk melihat salah satu Hidden Gem di Kabupaten Bogor. Kebun Teh Cirangsad belum banyak orang yang tahu. Meski untuk mencapai kesana perlu waktu dua jam dari kota Bogor. Namun, lelah dan penat seakan terbayar lunas. Begitu hamparan kebun teh seluas mata memandang ada dihadapan kita dan disela-sela itu ada telaga nan jernih menyeruak diantaranya.
Awalnya lokasi itu merupakan kawasan hutan. Oleh sang pemilik diajukan alih fungsi lahan menjadi kebun teh, sepuluh tahun lalu. Dengan luasan sekitar 200 hektar, bisa dipastikan sejauh mata memandang, hanya hamparan pemandangan kebun teh itu yang terlihat dari berbagai arah dan sudut.
“Pemiliknya sendiri, awalnya tidak bermaksud menjadikan kawasan kebun tehnya sebagai wilayah publik. Namun, karena begitu banyaknya orang yang berkunjung, sekedar ingin piknik dan juga berfoto ria berlatar belakang kebun teh atau sekedar mengunjungi kawasan kebun teh itu,” ujar Yuan, salah satu petugas di Kebun The Cirangsad.
Lebih lanjut Yuan menambahkan, bahwa kebanyakan pengunjung datang di akhir pekan atau saat libur dan tentunya saat cuaca cerah. Karena di kondisi seperti itulah, eloknya pemandangan hamparan luas kebun teh itu jadi bisa dinikmati. Berbeda kondisinya jika saat turun hujan, tentunya akan jadi kendala mengingat di tempat itu, tidak dipersiapkan jadi kawasan wisata yang mengakomodir kebutuhan pengunjung.
Meski pengelola, tidak menarik bayaran dengan pemberlakuan tiket masuk bagi para pengunjung untuk sekedar datang dan berwisata. Namun, oleh pengurus warga sekitar, menarik bayaran sebesar Rp5.000 untuk biaya kendaraan mereka yang datang. Dengan alasan untuk perbaikan jalan kampung mereka.
Meski, gratisan, tapi menurut Yuan, “Pengunjung diharapkan (dihimbau) untuk menjaga kebersihan kawasan. Biar bagaimanapun, kebun teh tersebut, menghasilkan produk berupa daun teh yang harus dijaga kesinambungan proses produksinya”.
Seorang pengunjung yang kebetulan berhasil ditemui di sana, Eko, menambahkan, “Kawasan ini bagus untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata yang nantinya akan banyak pengunjung yang datang. Tentunya, agar bisa disebut kawasan wisata, beberapa kebutuhan dasar wisatawan pun harus dipenuhi oleh pengelola kebun teh ini, seperti fasilitas WC dan sarana kuliner yang sangat dibutuhkan seperti kawasan wisata lainnya”.
Masih menurut Eko, bahwa dengan menambah fungsi kawasan Kebun The Cirangsad ini menjadi kawasan wisata, tentunya akan menghasilkan efek domino kemajuan bagi masyarakat setempat. Dimana pengelola bisa saling bekerjasama dengan masyarakat setempat dalam pemenuhan kebutuhan wisatawan yang datang.
“Tapi itu semua, terpulang pada keinginan dan niat pemilik dan pengelola. Dengan kondisi seperti sekarang ini, kami sangat bersyukur, bisa menikmati keindahan Kebun Teh Cirangsad ini dengan cuma-cuma,” ujar Eko menutup pembicaraan.
Memang benar, pemilik pun punya pertimbangan tersendiri. Apakah kebunnya itu hanya difokuskan menghasilkan daun-daun teh terbaik yang bisa mereka jual atau menjawab tantangan diversifikasi usaha menjadi kawasan eco-tourism seperti harapan banyak orang dan yang digaungkan oleh pemerintah dalam menciptakan peluang usaha di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.*
Oleh: Kalila Aini T – Mahasiswa Prodi Komunikasi Digital & Media, Sekolah Vokasi IPB University.