Panglima Bantah Pilot dan Penumpang Susi Air Disandera
TRANSINDONESIA.co | Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono membantah ada penyanderaan pilot dan penumpang Susi Air selepas pembakaran pesawat. Pilot dan penumpang berhasil menyelamatkan diri, dan ia akan mengirim pasukan untuk mengevakuasi.
“Enggak ada penyanderaan, dia ‘kan menyelamatkan diri. Nanti akan kita dengan pasukan kita untuk dievakuasi,” kata Yudo kepada awak jurnalis usai pembukaan Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Yudo mempertanyakan informasi yang menyebut pilot Susi Air disandera oleh KKB selepas peristiwa pembakaran. Sebelumnya ada kabar pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru tersebut disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
“Saya belum ada informasi yang dibawa (disandera) itu. Tapi akan kita usahakan evakuasi nanti hari ini dan diinformasikan,” kata Yudo.
Sebelumnya Danrem 172/Praja Wira Yakthi Brigjen TNI Juinta Omboh Sembiring menyebut, keberadaan pilot bernama Philip Merthens belum diketahui. “Memang benar, keberadaan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu hingga kini belum diketahui lokasinya,” ujar Brigjen Sembiring.
“Anggota TNI dan Polri masih melakukan pencarian terhadap yang bersangkutan. Dan berharap dalam kondisi selamat,” kata Brigjen Sembiring.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri menjelaskan, pesawat bernomor penerbangan SI 9368 dibakar di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga. Pesawat diduga dibakar kelompok kriminal bersenjata (KKB).
“Memang benar. Ada laporan tentang pesawat milik Susi Air yang dibakar KKB di Paro, Kabupaten Nduga,” kata Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri dilansir Antara, Selasa (7/2/2023).
Dia menjelaskan, aksi berawal dari tindakan pengancaman kepada petugas Puskesmas. “Ada pengancaman terhadap pekerja Puskesmas,” kata Fakhiri.
Menurut Fakhiri, pesawat Susi Air tersebut awalnya bakal digunakan untuk mengevakuasi petugas Puskesmas yang menjadi korban pengancaman. Namun pesawat itu justru dibakar oleh KKB.
Pilot pesawat adalah Captain Philips M yang berkebangsaan Selandia Baru. Pesawat itu membawa lima penumpang, termasuk seorang bayi.
Pesawat terbang dari Timika pukul 05.33 WIT dan dijadwalkan tiba ke Bandara Moses Kilangin Timika pukul 07.40 WIT. “Dari pengecekan yang dilakukan dari udara, terlihat pesawat terbakar di ujung lapangan terbang Paro,” ujar Fakhiri.[rri]