Ukraina: Kuburan Massal Ditemukan di Izium setelah Pasukan Rusia Dipukul Mundur
TRANSINDONESIA.co | Kuburan massal berisikan lebih dari 440 mayat ditemukan di Izium, Ukraina Timur Laut, di mana pasukan Rusia dipukul mundur beberapa hari silam, kata para pejabat Ukraina, Kamis.
“Saya dapat katakan ini adalah salah satu kuburan terbesar di kota besar (di daerah-daerah) yang dibebaskan … 440 mayat dikuburkan di satu tempat,” kata Serhiy Bolvinov, kepala investigator polisi wilayah Kharkiv, kepada Sky News, yang dikutip Reuters. “Beberapa tewas karena tembakan artileri … beberapa lainnya meninggal karena serangan udara.”
Serangan balasan Ukraina memukul mundur pasukan Rusia dari wilayah itu akhir pekan lalu. Pasukan Rusia telah menduduki kota di wilayah Kharkiv itu. Para pejabat Ukraina mengatakan pasukan Rusia meninggalkan sejumlah besar amunisi dan peralatan, lapor Reuters.
Reuters tidak dapat segera memverifikasi klaim Ukraina, dan tidak ada pernyataan publik langsung dari Rusia mengenai tuduhan itu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang mengunjungi kota yang baru saja dibebaskan itu pada hari Rabu, mengatakan, pihak Rusialah yang bertanggung jawab. Ia menyamakan temuan di Izium itu dengan kejadian serupa di Bucha, di pinggiran ibu kota Kyiv, pada tahap awal invasi Rusia akhir Februari lalu.
“Rusia meninggalkan kematian di mana-mana dan harus bertanggung jawab,” kata Zelenskyy dalam pidato Kamis malam. Ia mengatakan ia akan melansir lebih banyak lagi informasi mengenai kuburan massal di Izium pada hari Jumat.
Ukraina dan sekutu-sekutu Baratnya menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di sana. Rusia telah membantah menarget warga sipil atau melakukan kejahatan perang.
Majelis Umum PBB bersidang hari Jumat untuk mempertimbangkan mosi yang memungkinkan Zelenskyy berbicara kepada majelis melalui pesan video. Tahun ini, PBB menginginkan semua pidato disampaikan langsung. Namun, hanya mayoritas sederhana yang dapat hadir dan perlu pemungutan suara untuk mengesahkan mosi tersebut.
Presiden AS Joe Biden mengumumkan paket senjata lainnya yang bernilai $600 juta untuk Ukraina. Ini adalah ke-21 kalinya Departemen Pertahanan mengeluarkan senjata dan peralatan lainnya dari persediaan mereka untuk dikirim ke Ukraina, kata Gedung Putih.
Biden menggunakan Otoritas Penarikan oleh Presiden, yang memungkinkan presiden mengesahkan pengiriman kelebihan senjata dari stok AS.
Memo itu tidak merinci bagaimana uang itu akan digunakan. Namun, Associated Press melaporkan ini akan mencakup lebih banyak amunisi dan peralatan yang sama yang telah membantu pasukan Rusia memukul mundur pasukan Rusia di beberapa daerah di bagian timur dan selatan.
AS telah mengirimkan sekitar $15,1 miliar bantuan keamanan untuk pemerintah Ukraina sejak Rusia menginvasi negara itu pada 24 Februari. [voa]