Harga Rumah di AS Mencapai Rekor Baru

TRANSINDONESIA.co | Harga rumah di Amerika naik lagi pada bulan Juni, di tengah kekurangan pasokan rumah, sementara penjualan rumah yang sudah ada (bukan rumah baru), turun untuk bulan kelima berturut-turut. Itu terjadi di tengah kenaikan suku bunga hipotek yang sedang berlangsung, menurut data industri yang dirilis Rabu (20/7).

Penjualan merosot 5,4 persen dibandingkan pada bulan Mei, jatuh ke tingkat tahunan 5,12 juta rumah, jauh di bawah apa yang diperkirakan para ekonom, lapor Persatuan Realtor Nasional AS atau NAR.

Itu merupakan penjualan terlemah sejak Januari 2019, tidak termasuk pada awal pandemi tahun 2020, kata Kepala Ekonom NAR Lawrence Yun kepada para wartawan.

Setelah mencapai $400.000 untuk pertama kalinya, harga rumah secara nasional rata-rata terus naik, bulan lalu menurut data mencapai $416.000.

“Kombinasi antara harga yang lebih tinggi dan tingkat hipotek yang lebih tinggi, jelas mengubah dinamika pasar perumahan,” kata Yun. “Bahkan orang yang ingin membeli hanya diberitahu harganya, mengingat tantangan atas kemampuan untuk membeli.”

Dengan inflasi yang melonjak dan keluarga Amerika kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, Bank Sentral AS dengan agresif menaikkan suku bunga untuk berusaha meredakan permintaan dan mengurangi tekanan. Tetapi itu membuat harga rumah semakin tidak terjangkau bagi banyak orang.

Data terpisah dari Mortgage Bankers Association atau Persatuan Bank Kredit Perumahan yang dirilis Rabu menunjukkan, permintaan untuk kredit pinjaman rumah turun 6,3 persen pekan lalu, turun untuk ketiga kali berturut-turut.

Sementara penjualan meningkat untuk rumah di atas $500.000, NAR mengatakan, ada penurunan dua digit besar untuk kategori harga yang lebih rendah. Itu mencerminkan tantangan keterjangkauan harga dan fakta kenaikan harga yang mendorong sebagian rumah ke dalam kategori harga yang lebih tinggi.

Namun, bahkan jika pasar perumahan kembali ke keadaan yang lebih normal pada akhir tahun, dengan kenaikan harga yang “lebih bisa diatur”, Yun mengatakan, ia tidak yakin kalau harga rumah akan turun secara nasional.

Penjualan turun 14,2 persen dibandingkan Juni tahun lalu, sementara harga rumah rata-rata naik 13,4 persen, menurut data. Penjualan rumah yang sudah ada tercatat 90 persen dari pasar real estat.[voa]

Share