Polisi akan Tindak Protes di Ottawa
TRANSINDONESIA.co | Polisi Ottawa, Jumat (4/2), berjanji untuk menindak protes yang “semakin berbahaya” yang dilakukan oleh ratusan pengemudi truk. Mereka menutup pusat ibu kota Kanada itu selama delapan hari untuk menuntut diakhirinya mandat vaksin COVID-19.
Blokade yang terorganisir dengan baik, yang menurut polisi sebagian mengandalkan pendanaan dari simpatisan di Amerika Serikat, belum pernah terjadi sebelumnya menurut standar Kanada. Ratusan pengemudi truk lagi berencana memasuki kota itu akhir pekan ini, kata kepala polisi Ottawa Peter Sloly.
“Ini masih merupakan demonstrasi yang semakin tidak stabil dan semakin berbahaya,” katanya kepada para wartawan.
Para pengunjuk rasa di pusat kota “tetap sangat terorganisir, didanai dengan baik, sangat berkomitmen untuk menolak semua upaya untuk mengakhiri demonstrasi dengan aman,” tambahnya.
Sebagian menginginkan diakhirinya mandat vaksin COVID-19 oleh pemerintah federal bagi pengemudi truk lintas batas negara (dengan Amerika), sementara yang lain bersikeras agar Perdana Menteri Liberal Justin Trudeau digulingkan dengan alasan ia melampaui wewenangnya dengan memberlakukan berbagai pembatasan untuk mengatasi pandemi.
Di Provinsi Alberta, di mana pengemudi truk telah memblokir gerbang utama perbatasan dengan Amerika Serikat dalam protes serupa, Perdana Menteri Provinsi Jason Kenney mengatakan para menteri (provinsi) akan bertemu awal minggu depan untuk mulai mencabut berbagai pembatasan.
Blokade juga direncanakan akan diadakan di Kota Quebec dan Toronto, di mana pihak berwenang menutup akses ke pusat kedua kota itu.
Protes yang sedang berlangsung telah memecah partai oposisi pemerintah, Partai Konservatif, yang minggu ini melengserkan pemimpinnya di tengah keluhan bahwa dia tidak cukup memberikan dukungan kepada para pengemudi truk. [lt/ah]
Sumber: Voaindonesia