Basudewa Krisna: Pengetahuan, Kebijaksanaan dan Strategi bagi Kemenangan Pandawa
TRANSINDONESIA.CO | Pihak Kurawa merasa jumawa dengan kekuatan para ksatrianya seperti : Bisma yang Agung, Guru Durna, Adipati Karna, belum lagi sekutu sekutunya yang luar biasa. Salah satu di antara mereka mampu melibas Pandawa.
Kita lihat satu persatu:
Bisma Yang Agung putra Gangga yang sangat sakti tidak dapat meninggal kalau bukan kemauannya sendiri. Bisma, kakek Pandawa ini merupakan lawan terhebat dari perang Baratayuda karena memiliki ilmu sanjiwani yang bisa hidup abadi dan tak mempan oleh senjata apapun.
Guru Durna sebagai Maha Guru yang memiliki kemampuan tak tertandingi bahkan memiliki senjata Bramastya yang mampu menghancurkan seluruh pasukan lawan. Tidak tertembus oleh senjata apapun.
Raja Angga Karna atau Adipati Karna atau Surya Putra yang sangat sakti dan mahir memanah. Ia dilindungi Bathara Surya dari rompi dan antingnya yang mampu melindungi dari segala senjatanya termasuk Pasopati senjata Arjuna dari Maha Dewa Siwa.
Duryudana anak tertua Kurawa yang mendapat kekuatan tubuh bagai baja anugerah dari ibunya Dewi Gandari yang menutup mata selama hidupnya.
Secara logika dan perhitungan kekuatan Pandawa pasti kalah atau dengan mudah dikalahkan. Basudewa Krisna memahami hal itu dan dia juga mampu melihat beta besar dsmpak perang Barata Yudha. Keutamaan Krisna yang dilakukan menjadi inspirasi atas hidup dan kehidupan manusia sepanjang jaman.
1. Sebagai Titisan Dewa Wisnu
Basudewa Krisna sebagai Avatara (di dalam ruhanianya bersemayam ruh Wisnu atau sering di sebut titisan Wisnu). Sebagai simbol bahwa ketika ada kebutuhan, Krisna menunjukan sifat Ketuhanannya. Ia mampu menelan dunia seisinya. Berarti semua dunia dan isinya mampu dikuasainya.Maka tidaklah heran jika dasar ketuhanan, adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan absolut dan mutlak yang ada dalam diri Basudewa Krisna.
2. Guru pembimbing dan sahabat Pandawa
Basudewa Krisna masih tergolong kerabat Pandawa sebagai saudara sepupu. Menjadi pendamping Pandawa dalam suka dan duka untuk menyelesaikan berbagai masalah dari yang bersifat pribadi .
Ajaran Basudewa Krisna adalah ajaran kebenaran dan keadilan untuk melawan “kejahatan atau angkara murka.
Kejahatan memang bisa ditutup tutupi atau dinyatakan sebagai kebenaran, namun kebusukan akan membawa hawa tidak sedap dan ada dampak karma besar bagi hidup dan kehidupannya termasuk keluarga, para pendukung dan pemujanya. Karena apa yang dilakukan menghina rakyat yang sebenarnya Tuhan Yang Maha Kuasa yang sesungguhnya”.
3. Duta perdamaian antara Pandawa dan Kurawa
Pandawa telah selesai menjalani masa pembuangan dan pengasingan selama 13 tahun. Sudah menjadi hak Pandawa untuk kembali mendapatkan Astina dan Amarta kembali yang diambil oleh Kurawa. Untuk itu, para Pandawa meminta bantuan Sri Kresna untuk menjadi duta Pandawa dalam menempuh jalan damai antara Pandawa dan Korawa.
Sri Kresna berangkat ke Astina dengan dikusiri oleh Sencaki. Setibanya di Astina, Kresna segera menuju tempat Arya Widura untuk memberi salam dan hormat.
Basudewa Krisna memasuki aula kerajaan dan kemudian menyampaikan kedatangannya yaitu sebagai duta Pandawa. Pandawa yang telah selesai menjalani hukuman, ingin meminta haknya kembali atas Indraprastha (Amarta).
Sejak awal, Kurawa memang tidak ingin mengembalikan Amarta kepada Pandawa. Prabu Duryudana pun menolak permintaan Basudewa Krisna.
Basudewa Krisna menanyakan keputusan Kurawa untuk terakhir kalinya, apakah Duryudana akan mengembalikan hak Indraprastha kepada Pandawa atau tidak.
“Para Pandawa telah menghina keluarga Hastina terutama Kurawa, semua Kurawa telah sepakat tidak akan duduk setingkat dengan para Pandawa dan tidak akan mengembalikan Indraprastha”, Jawab Duryudana.
Basudewa Krisna kemudian meninggalkan gedung pertemuan dan bertriwikrama, berubah ujud menjadi Brahala, makhluk raksasa yang luar biasa besar. Dan membuat seluruh Astina gempar dan ketakutan. Para Kurawa berlarian kesana kemarin mencari tempat bersembunyi.
Yang ahirnya dapat dihentikan oleh Bathara Dharma
4. Ahli strategi Perang
Perang Baratayuda tidak terelakan, dengan kepintarannya Basudewa Krisna berusaha sedkit demi sedikit melemahkan posisi Kurawa antara lain dengan meminta Karna memihak Pandawa, namun merasa sadar bahwa dirinya berhutang budi kepada Kurawa dan lebih mementingkan Astina sekalipun Kurawa dipihak yang salah, Karna menolak permintaan Kresna tersebut. Demikian pula terhadap Baladewa atau Balarama kakaknya yang sebenarnya bersikap netral. Sadar sang kakak akan memihak Kurawa Basudewa Krisna memohon Baladewa untuk bertapa di Grojogan sewu yang dijaga Setiyaki. Baladewa sendiri adalah satria yang senang melakukan tapa brata, dia tidak bisa menyaksikan keseluruhan berlangsungnya perang Baratayuda dan baru muncul disaat diakhir episode perang tersebut ketika Bima bertarung melawan Duryudana.
Basudewa Krisna mengetahui kelemahan kelemahan dari Bisma, Guru Durna, Raja Angga Karna dan Duryudana dan memanfaatkanya dengan strategi walau dirinya tidak membawa senjata. Bisma yang ditakdirkan mati karena panah Srikandi yang terasuki arwah Dewi Amba. Guru Durna yang akan kehilangan semangat hidup jika anaknya Aswatama mati. Raja Angga Karna yang senjata kunta nya tak terkalahkan dengan strategi Krisna bisa digunakan untuk membunuh Gatotkaca dan dapat dikalahkan arjuna akibat kutukan gurunya maupun dari brahmana. Duryudana yang lemah di bagian pahanya. Basudewa Krisna memanfaatkan kesempatan kesempatan tersebut sehingga mampu mengalahkan Kurawa.
Basudewa Krisna juga dikenal dengan berbagai macam nama, julukan, dan gelar, yang mencerminkan berbagai kepribadian dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Nama lain Basudewa Krisna adalah:
1. Achyuta (Acyuta, yang tak pernah gagal)
2. Arisudana (penghancur musuh)
3. Bhagavān (Bhagawan, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa)
4. Gopāla (Gopaala, Pengembala sapi)
5. Govinda (Gowinda, yang memberi kebahagiaan pada indria-indria)
6. Hrishikesa (Hri-sikesa, penguasa indria)
7. Janardana (juru selamat umat manusia)
8. Kesava (Kesawa, yang berambut indah)
9. Kesinishūdana (Kesini-sudana, pembunuh raksasa Kesin)
10. Mādhava (Madawa, suami Dewi Laksmi)
11. Madhusūdana (Madu-sudana, penakluk raksasa Madhu)
12. Mahābāhu (Maha-bahu, yang berlengan perkasa)
13. Mahāyogi (Maha-yogi, rohaniwan besar)
14. Purushottama (Purusa-utama, manusia utama, yang berkepribadian paling baik)
15. Varshneya (Warsneya, keturunan wangsa Wresni)
16. Vāsudeva (Waasudewa, putera Basudewa)
17. Vishnu (Wisnu, penitisan Batara Wisnu)
18. Yādava (Yaadawa, keturunan dinasti Yadu)
19. Yogesvara (Yoga-iswara, penguasa segala kekuatan batin)
Dari nama-nama diatas yang terkenal adalah Gowinda, “penggembala sapi”, atau Gopala, “pelindung para sapi”, merujuk kepada pengalaman masa kecil Krishna di Braj.
Basudewa Krisna menerima kutukan dari Dewi Gandari yang berduka akibat seluruh anaknya mati. Dewi Gandari menganggap Basudewa Krisna yang merancangnya. Basudewa Krisna menerima kutukan Dewi Gandari. Dalam kisah Mahabharata menyatakan bahwa seorang pemburu bernama Jara mengira sebagian kaki kiri Kresna yang tampak sebagai seekor rusa sehingga ia menembakkan panahnya, menyebabkan Kresna terluka secara fana, sampai berujung ke kematiannya. Saat jiwa Kresna mencapai surga, tubuhnya dikremasi oleh Arjuna.
Menjelang larut malam 110921
Chryshnanda Dwilaksana