Harapan Keluarga Pelari Dunia dari Lombok pada Rumah Gubuknya
(Rumah) ini begitu mengenang Zohri saat sedang kecil , bagaimana sakitnya dia di sini waktu kecil. Kalau pun mau bantu rumah, ya kalau bisa bangunkan di luar saja
TRANSINDONESIA.CO | LOMBOK – Kakak Lalu Muhammad Zohri, Baiq Fazilah (29 tahun), mengungkapkan harapan keluarga terkait rencana renovasi rumah gubuknya. Fazilah berharap rumah peninggalan orang tua di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, tidak dibongkar.
Fazilah mengatakan keluarga menyetujui ada perbaikan di beberapa sisi rumah asalkan tidak menghancurkannya secara total. Faktor sejarah menjadi alasan utama bagi keluarga agar rumah tidak dihancurkan.
“(Rumah) ini begitu mengenang Zohri saat sedang kecil , bagaimana sakitnya dia di sini waktu kecil. Kalau pun mau bantu rumah, ya kalau bisa bangunkan di luar saja,” kata Fazilah di kediamannya di Lombok Utara, NTB, Jumat (13/7).
Fazilah mengatakan, Bupati Lombok Utara Najmul Ahyar sudah berbicara dengan keluarga dan hendak membangunkan rumah di luar. Namun, ia belum tahu lokasinya di mana.
Kakaknya yang lain, Lalu Marib (28), mengatakan, sudah ada bantuan tujuh sak semen dari seorang donatur di Mataram untuk renovasi rumah. Sementara bantuan rumah baru masih dalam proses.
Marib mengaku cukup lelah dengan banyaknya permintaan wawancara dan juga ramainya tamu yang datang. “Saya juga terima kasih banyak kepada media, karena media juga yang membantu kami mengabarkan kondisi Zohri,” ungkap Marib.
Terharu
Sementara itu, Zohri mengaku bersyukur dan bangga atas sambutan yang luar biasa dari masyarakat Indonesia atas pencapaiannya menjuarai Kejuaraan Dunia Atletik U-20 yang berlangsung di Tampere, Finlandia, untuk nomor lari 100 meter. Hal ini dikatakan Zohri saat sambungan videocall dengan Baiq Fazilah (29) pada Kamis (12/7) malam.
Fazilah menyampaikan, Zohri sangat senang dengan pencapaian ini dan juga terharu karena bisa membuat bangga almarhum orang tua yang sudah berpulang. Dengan menahan air mata, kata Fazilah, Zohri tidak bisa berucap banyak karena begitu terharu.
“Bagaimana bangganya kalau beliau (orang tua) masih hidup,” ujar Fazilah.
Fazilah menilai, Zohri tidak memiliki cita-cita apa pun, bahkan menjadi atlet. Alasannya, keterbatasan ekonomi menjadi kendala terbesar yang melanda keluarga ini.
Ia tidak pernah menyangka sambutan seperti ini. Sebab, saat Zohri juara di Jepang pada bulan suci Ramadhan lalu, tidak ada sambutan semeriah ini.[ROL]