Rakyat yang Dikhianati
"Dulu, SPBU ini seperti sumur di tengah padang pasir. Sekarang, ia seperti telaga yang airnya keruh—orang datang hanya karena terpaksa, bukan lagi karena percaya.”
TRANSINDONESIA.co | Oleh: By : Din & Ai
“Assalamu’alaikum, Bang?” suara seorang pelanggan sepeda motor memecah pagi yang tenang di SPBU yang biasanya hiruk-pikuk.
“Wa’alaikumussalam,” jawab petugas dengan senyum yang agak dipaksakan, di salah satu SPBU di bilangan Jakarta Selatan, Jumat 21 Maret 2025 pagi.
“Kok sepi, Pak? Biasanya ramai,” pelanggan itu menoleh ke sekeliling. Tak ada antrean panjang, tak ada klakson bersahutan, hanya angin pagi yang menggiring dedaunan kering di pojok halaman.
Petugas itu menghela napas, mengusap dahinya yang mulai berkeringat. “Ya… inilah kalau rakyat ditipu oleh pejabatnya. Hilang kepercayaan rakyat…”
Pelanggan itu mengangguk pelan. “Sudah lama berarti ya, Pak? Sejak terbongkarnya oplosan BBM itu?”
Petugas itu mengangguk, matanya menerawang. “Iya… sejak rakyat tahu bahwa yang mereka beli dengan susah payah, dengan uang hasil kerja keras, ternyata bukan lagi bahan bakar yang layak. Ditambah harga yang makin tinggi, tapi kualitasnya justru menurun. Bayangkan, Nak, rakyat disuruh berhemat, tapi pejabatnya justru mengeruk keuntungan dari sesuatu yang seharusnya hak kita.”
Pelanggan mengusap dagunya. “Jadi, wajar kalau orang-orang mulai mencari alternatif. Ada yang pindah ke SPBU swasta, ada yang lebih suka beli eceran meskipun lebih mahal, dan ada juga yang mulai berpikir, ‘Apakah kita ini hanya sekadar angka di laporan mereka?’”
Petugas tersenyum pahit. “Kepercayaan itu seperti gelas kaca, Nak. Kalau pecah, bisa direkatkan lagi, tapi retaknya tetap terlihat. Dulu, SPBU ini seperti sumur di tengah padang pasir. Sekarang, ia seperti telaga yang airnya keruh—orang datang hanya karena terpaksa, bukan lagi karena percaya.”
Sepeda motor itu pun berlalu, meninggalkan petugas yang masih berdiri di sana. Ia melihat ke arah matahari yang mulai naik, cahayanya menyorot logo Pertamina yang kini seperti kehilangan sinarnya.*