Ekonomi Malaysia 2024 Tumbuh Positif
TRANSINDONESIA.co | Bank sentral Malaysia melaporkan pada Jumat (14/2) bahwa ekonomi negara itu tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal keempat 2024, didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan pemulihan ekspor. Untuk tahun ini, pertumbuhan diproyeksikan tetap stabil berkat peningkatan investasi dan belanja rumah tangga.
Bank Negara Malaysia menyatakan bahwa pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 5 persen secara tahunan pada Oktober-Desember didukung oleh permintaan domestik, investasi yang stabil, dan belanja rumah tangga yang tetap kuat.
Namun, bank sentral menekankan bahwa prospek tersebut masih menghadapi risiko, seperti perlambatan ekonomi di negara mitra dagang utama, meningkatnya ekspektasi pembatasan perdagangan dan investasi global, serta produksi komoditas yang lebih rendah dari perkiraan.
Pertumbuhan pada kuartal keempat melampaui estimasi awal resmi dan perkiraan analis dalam jajak pendapat Reuters sebesar 4,8 persen, tetapi masih lebih rendah dibanding ekspansi 5,4 persen pada kuartal sebelumnya.
Berdasarkan penyesuaian musiman secara kuartalan ekonomi menyusut 1,1 persen, dibandingkan dengan kenaikan 1,9 persen yang direvisi pada kuartal ketiga.
“Pertumbuhan tertekan oleh penurunan di sektor komoditas akibat merosotnya produksi minyak kelapa sawit serta berlanjutnya penurunan produksi minyak,” kata bank sentral dalam sebuah pernyataan.
Setelah disesuaikan secara musiman, ekonomi mengalami penurunan 1,1 persen pada kuartal ke kuartal, dibandingkan dengan revisi kenaikan 1,9 persen pada kuartal ketiga.
Pemerintah dan bank sentral memperkirakan ekonomi akan tumbuh antara 4,5 persen dan 5,5 persen pada 2025.
Gubernur bank sentral, Abdul Rasheed Ghaffour, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini akan ditopang oleh “ekspansi investasi yang kuat, ketahanan belanja rumah tangga, serta pertumbuhan ekspor.”
Inflasi tahunan turun menjadi 1,8 persen pada kuartal keempat 2024 dari 1,9 persen pada kuartal ketiga, sementara inflasi sepanjang tahun merosot menjadi 1,8 persen dari 2,5 persen pada 2023.
Bank sentral memperkirakan inflasi akan tetap terkendali pada 2025 seiring meredanya tekanan biaya global dan minimnya lonjakan permintaan domestik. Namun, lembaga itu memperingatkan bahwa kebijakan pemerintah dapat memberikan tekanan ke atas terhadap harga.
Tahun lalu, pemerintah memangkas subsidi untuk solar, listrik, dan ayam, serta berencana memperluas kebijakan tersebut ke bahan bakar transportasi yang banyak digunakan pada pertengahan 2025.
Capital Economics memperkirakan pertumbuhan akan sedikit melambat tahun ini akibat kebijakan fiskal yang lebih ketat dan moderasi investasi. Mereka menambahkan bahwa rencana pemerintah untuk memangkas subsidi lebih lanjut dapat menekan belanja konsumen. [voa]