Lemdiklat Polri Pembelajaran Berbasis Moralitas
TRANSINDONESIA.co | Masalah terbesar dan mendasar polisi dalam pemolisiannya yang dapat berdampak luas adalah moralitas.
Polisi sejati dalam pemolisiannya memiliki spirit : Pantas dan Benar, Layak dan Menyelamatkan. Tatkala moralitasnya dapat dipertanggung jawabkan tindakan polisi dalam pemolisiannya akan bijaksana demikian juga sebaliknya.
Moralitas bagi polisi dalam pemolisiannya bukan sebatas hubungan baik buruk namun juga kesadaran, tanggung jawab dan disiplin.
Mental polisi sejati, mental patriot yang berani dapat untuk menyuarakan kebenaran, keadilan dengan kejujuran.
Polisi sejati pemolisiannya menunjukan keberaniannya dan kemampuannya untuk memperbaiki kesalahan.
Siap menghadapi apa yang ada di masa kini.
Menyiapkan masa depan yang lebih baik.
Moral dimulai dari niat berbuat baik dan benar yang diimplementasikan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatannya.
Moralitas di Lemdiklat Polri diajarkan dalam : kesadaran, tanggung jawab dan disiplin dari bangun tidur hingga istirahat malam.
Proses pembelajarannya dalam suatu dialog peradaban, berbasis pada keutamaan polisi yaitu pada kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban. Di dalam jiwa yang sehat terdapat badan yang sehat maka olah jiwa, olah raga dan olah rasa pun juga diajarkan.
Keberanian akan kebenaran, keadilan dan kejujuran dilakukan melalui debat publik.
Pemimpin bukan sebatas apa dan bagaimana kebijakannya, melainkan menjadi siapa apa apa gunanya bagi harkat dan martabat manusia.
Moralitas menjadi pertanggungjawabannya agar pantas dan benar, layak dan menyelamatkan.
Kebenaran mengalahkan pembenaran.
Pemimpin merupakan ikon kebijaksanaan yang tidak permisive pembusukan maupun penumbuhsuburkan berbagai penyimpangan yang dapat menggerus moralitas.
Pandai, hebat, kaya, berkuasa tatkala moralitasnya buruk kebijakannya akan kontra produktif dan bertentangan dengan keutamaannya.***