Pembelajaran di Lemdiklat Polri Berbasis Moralitas dalam Mentransformasi dan Mengembangkan Ilmu Kepolisian
TRANSINDONESIA.co | Ilmu kepolisian sebagai ilmu antar bidang yang mempelajari tentang:
1.Masalah sosial khususnya yang berkaitan atau berdampak pada keteraturan sosial
2.Hukum dan keadilan
3.Kejahatan dan penanganannya
4.Pemolisian dan model serta pola polanya
5.Isu isu penting yang terjadi dalam masyarakat.
6.Teknik dan teknis dasar umum dan khusus kepolisian
Paradigma ilmu kepolisian dapat dilihat secara :
1.Filosofis :
Pengembangan ilmu kepolisian dapat dikaji dan dijelaskan secara epistimologi, ontologi, metodologi maupun aksiologi.
2.Geo politik dan geo strategis
Pengembangan ilmu kepolisian menjadi pilar NKRI dan konteks keamanan dan keteraturan sosial
3.Yuridis
Pengembangan ilmu kepolisian dilandasi aturan hukum dan dapat dikembangkan sesuai dengan perundang undangan yang berlaku
4.Globalisasi dan modernisasi
Pengembangan ilmu kepolisian merupakan suatu kebutuhan atas perubahan yang begitu cepat
5.Akademis,
Pengembangan ilmu kepolisian dapat di kembangkan berbagai strata keilmuan ( S1, S2 dan S3), pengembangan kepemimpinan dan majerial, kompetensi khusus dan fungsional (cyber, forensik, untuk hal hal yang bersifat ekstra ordinary)
6.Pragmatis,
ilmu kepolisian dapat dikembangkan pada konsentrasi : keselamatan (safety) contoh safety driving centre), keamanan (private security, industrial security, public security, cyber security maupun forensic security)
Pengembangan ilmu kepolisian sejalan dengan perubahan yang begitu cepat dan berdampak pada keteraturan sosial, Hukum dan keadilan, Kejahatan maupun pola pola penanganannya maka di dalam pembelajaran di Lemdiklat Polri untuk menghasilkan alumni Lemdiklat yang profesional cerdas bermoral dan modern maka landasan dasar pembelajarannya adalah pada ilmu kepolisian.
Adalah Petugas Polisi Bajik yang Bijak
Polisi sebagai Penjaga Kehidupan, Pembangun Peradaban, Pejuang Kemanusiaan sebagai orang yang dipercaya dan diberi amanah serta kepercayaan memegang kewenangan, kekuasaan, mewujudkan keamanan dan rasa aman untuk melindungi dan mendukung produktifitas masyarakat.
Dengan demikian polisi dalam pemolisiannya sebagai co producer dan tidak melakukan tindakan kontra produktif.
Tindakan para petugas polisi dalam pemolisiannya merefleksikan dan berefek adanya :
1.Kebaikan dan perbaikan
2.Harmoni dalam kehidupan sosial kemasyarakatan
3.Memberdayakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
4.Menyelesaikan masalah
5.Mendukung produktifitas dan mencegah hal hal yang kontra produktif
6.Mendukung perubahan dan kebaruan untuk kebaikan dan perbaikan
7.Menginspirasi
8.Memotivasi
9.Mentransformasi
10.Memahami kebutuhan keamanan dan rasa aman warga masyarakat yang dilayaninya.
Petugas polisi yang bajik mendatangkan kebaikan, berbudi luhur, membawa manfaat setidaknya 10 point di atas. Polisi yang bajik berefek pada aura atau suasana yang mendatangkan energi positif.
Polisi yang bajik akan menjadi sumber enerji yang menguatkan dan berefek luas bagi hidup dan kehidupan. Petugas polisi yang bajik dapat dipahami sebagai sang pencerah yang transformasional, yang mampu belajar dan memperbaiki kesalahan di masa lalu, siap di masa kini dan mampu menyiapkan masa depan yang lebih baik.
Kurikulum pembelajarannya dapat dikategorikan dalam pengajaran, pelatihan dan pengasuhan pada Sekolah Pembentukan (Akpol, SPN, Sepolwan), Sekolah Pengembangan (Pusdik) Sekolah Kepemimpinan dan Managerial (Sespim) maupun Keilmuan (STIK PTIK) Pengajarannya dapat dikategorikan sbb :
1.Pengajaran dasar ilmu kepolisian
a. Filsafat ilmu pengetahuan
b. Etika Publik
c. Metodologi Penelitian
2.Pengajaran pokok ilmu kepolisian
a. Ilmu ilmu sosial
b. Ilmu hukum, penegakan hukum dan keadilan
c. Ilmu kriminologi
d. Ilmu administrasi dan operasionalnya
e. Ilmu teknologi informasi
f. Hubungan antar suku bangsa ( konteks masyarakat Indonesia yang multikultural)
g. Ilmu humaniora
Dsb
3.Kapita Selekta yang berkaitan demgan isu isu penting dan aktual yang terjadi dalam masyarakat antara lain :
a. Ideologi
b. Politik
c. Ekonomi
d. Sosial budaya
e. Keamanan
f. Pertahanan
dsb
Pendukung pengembangan ilmu kepolisian dengan adanya;
1.Pusat penelitian dan pengkajian
2.Lembaga lembaga independen pendukung penelitian dan pengkajian
3.Forum atau asosiasi dosen pengajar, alumni maupun pemerhati ilmu kepolisian
4.Penerbitan buku
5.Jurnal ilmiah
6.Laboratorium sosial
Pengembangan pendidikan untuk kompetensi khusus dan pragmatis yang dapat dikembangkan antara lain:
1.Safety driving centre
2.Security training centre
3.Sekolah penyidik
4.Pendidikan ilmu kepolisian level D3
5.Kursus kursus singkat
6.Pelatihan pelatihan bagi master trainer dan trainer
Dsb
Pengembangan ilmu kepolisian yang berkaitan dengan isu isu
,Isu isu penting yang terjadi dalam masyarakat) setidaknya dapat dikembangkan pada Fakultas :
1.Polisi dan pemolisian
2.Keamanan
3.Keselamatan
4.Intelejen
5.Hukum dan penegakan hukum
6.Penyelidikan dan penyidikan
7.Forensik
8.Siber dan teknologi kepolisian
9.Kajian konflik sosial
10.Kajian Terorisme
11.Kajian kejahatan luar biasa
12.Manajemen sekuriti
Dsb
Dialog peradaban merupakan model transformasi dalam pengajaran pelatihan maupun pengasuhan untuk mencerahkan kepada para peserta didik sehingga mereka mampu menemukan keutamaannya sebagai polisi dalam pemolisiannya.
Polisi dalam pemolisiannya bagi : Kemanusiaan, Keteraturan sosial dan Peradaban dituntut sehat jiwa raga, semangat dan smart dengan jiwa bahagia. Semua itu dapat dicapai dengan membuka ruang dialog peradaban bagi semakin manusiawinya manusia.
Keutamaan polisi dalam pemolisiannya bagi menjaga kehidupan, membangun peradaban dan perjuangan kemanusiaan dapat dijabarkan :
1.Menjadi role model. Menjadi suatu ikon/ role yang menginspirasi dan menjadi panutan serta kebanggaan
2.Memotivasi memberi spirit untuk menumbuhkan daya juang dan kratifitas serta nyali untuk melakukan kebaikan dan perbaikan
3.Memahami keutamaan apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya
4.Memiliki kesadaran untuk belajar dan memperbaiki kesalahan di masa lalu,
5.Siap menghadapi berbagai tantangan, tuntutan dan harapan di masa kini
6.Menyiapkan masa depan yang lebih baik
7.Visioner, proaktif dan problem solving, mampu memprediksi, mengantisipasi dan memberikan solusi
8.Komunikatif dan membangun Soft Power maupun Smart Power
9.Dinamis dan mampu mengatasi disrupsi dengan kreatif dan inovatif
10.Membawa dampak positif, dipercaya dan mendapat dukungan secara internal maupun eksternal
Pelatihan dan pengasuhan dalam mendukung proses pembelajaran di Lemdiklat Polri berbasis moralitas dan kesadaran.
Membangun kesadaran adalah pendidikan sepanjang hayat, menanamkan kecintaan dan kebanggaan akan kebenaran, hal-hal yang produktif, peka dan peduli akan kemanusiaan, keberanian, patriotisme, nilai-nilai luhur dan sebagainya.
Membangun kesadaran sama dengan membudayakan yang baik dan benar sehingga seluruh komponen bangsa ikut bertanggung jawab dan ikut menjaga, bahkan menumbuh kembangkan sehingga sikap disiplin menjadi cermin karakternya.
Membangun kesadaran dan tanggung jawab serta disiplin bagi petugas polisi dilakukan dalam pembelajaran di Lemdiklat Polri berbasis: Moralitas, Tegas dan Humanis :
1.Dimulai dari hal hal kecil dalam kehidupan sehari hari di asrama pengecekan dimulai setelah bagun pagi, kegiatan olah raga pagi, makan pagi, mengikuti perkuliahan dan pelatihan, makan siang, kegiatan pengasuhan sore hari, makan malam, belajar apel malam sampai istirahat malam semua diatur secara ketat dalam etika peserta didik yang berisi: apa yang harus dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan dan sanksinya.
2.Pola pendidikan dengan model Mentorship/ pengasuhan oleh wali kelas dan asisten yang secara terus menerus mendampingi para peserta dididik untuk menemukan karakternya.
3.Pendidikan sepanjang hayat saling asah asih dan asuh walaupun telah selesai pendidikan.
4.Pengajaran tentang dasar sebagai patriot di era milenial.
5.Pengajaran yang berkaitan dengan profesionalisme berbasis kepolisian ilmu kepolisian.
6.Kapita selekta untuk studi kasus, problem solving dan menemukan kebaruan dalam menghadapi issue issue penting yang terjadi dalam masyarakat.
7.Olah jiwa dikaitkan dengan pembinaan spiritual keagamaan
8.Olah raga dapat dikembangkan sesuai hobi dan kompetensinya di samping itu juga bela diri kendo dan judo dsb sbg penanaman kejujuran kebenaran ketangguhan dan rasa percaya diri
9.Olah Rasa dikaitkan dengan pembinaan seni budaya dan penataan lingkungan yang bersih asri dan ngangeni
10.Acara tradisi yang menjadi ikon kebhinekaan, penghayatan akan nilai nilai luhur bangsa
Kebanggaan dan kecintaan
“Menjadi Polisi untuk apa? Tatkala memahami dan mendalami serta menghayati sebagai jalan hidup atau panggilan, maka keutamaan sebagai polisi akan dijalankan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan disiplin.”
Tatkala pemahaman dan penghayatan sebagai polisi bukan pada keutamaannya maka akan mudah menyimpang, menyalahgunakan bahkan hanyut dalam berbagai hal yang berbeda dan bertentangan dengan keutamaannya.
Keutamaan polisi dalam pemolisiannya ada pada : kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban, sehingga dalam berbagai pemolisiannya mampu menunjukan sebagai :
1.Penjaga kehidupan
2.Pembangun peradaban
3.Pejuang kemanusiaan
Pemahaman keutamaan polisi dalam pemolisiannya ditanamkan sejak dirinya masuk menjadi anggota polisi dan dilakukan setiap hari dalam berbagai implementasinya.
Kecintaan, kebanggaan dan penghayatan atas hidup sebagai petugas polisi tatkala hanya di mulut tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari maka yang terjadi degradasi moral. Jarkoni, iso ngajaribora iso nglakoni.
Keteladanan dan menjadi role model ini yang tertanam dalam jiwa sehingga terbangun integritas, apa yang dipikirkan, diucapkan dan yang dilakukan itu sama, seperti keutamaannya.
Dari integritas yang dilakukan dengan konsisten akan menghasilkan karakter. Keberanian dan keyakinannya melaksanakan keutamaan ini karena kecintaan, kebanggaannya sebagai polisi sehingga ketulusan hati menjadi landasan dan acuannya.
Karakter tatkala diuraikan dapat dikategorikan memiliki :
1.Komitmen
2.integritas
3.Kompetensi
4.Keunggulan
Pembangunan karakter setidaknya membangun ke 4 hal tersebut. Kurikulum pengajaran, pelatihan, pengasuhan diarahkan pada keutamaan seorang petugas polisi, fungsi kepolisian dan institusi kepolisian yang peka peduli dan berbelarasa bagi adanya keamanan, rasa aman sehingga keteraturan sosial terwujud, semakin meningkatnya kualitas hidup masyarakat.
Lemdiklat Polri sebagai Pendidikan Moralitas dalam mengembangkan ilmu kepolisian membuat program unggulan :
1.Kampus Integritas
2.Kampus Unggul
3.Kampus Modern dan
4.Kampus Hijau Bahagia Sehat Jiwa Raga
10 Point Kampus Integritas Lemdiklat Polri
Kampus Integritas Mendidik, Melatih agar para Peserta Didik :
1.Mampu mendukung terwujudnya supremasi hukum
2.Mampu memberikan jaminan dan perlindungan Ham
3.Mampu menunjukan Transparansi dalam Pemolisiannya
4.Mampu menunjukan Akuntabilitas dalampemolisiannya secara: moral, hukum, administrasi, fungsional dan sosial
5.Berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat dengan mewujudkan dan memelihara keamanan dan rasa aman warga yang dilayaninya
6.Memberikan pelayanan prima kepada publik di bidang : keamanan, keselamatan, hukum, administrasi, informasi dan kemanusiaan
7.Mampu menunjukan adanya pembatasan dan pengawasan publik.
8.Membangun infrastruktur dan sistem sistem yang modern saling terhubung ( on line) dan berbasis elektronik
9.Mampu membangun dan menerapkan stem big data dan one stop service.
10.Mampu membangun strategi kolaborasi multi stakeholder antara pemerintah, sektor bisnis, pakar dan akademisi dan helix lainnya.
10 Point Kampus Unggul Lemdiklat Polri
Keunggulan Lemdiklat Polri, dapat dikategorikan sbb :
1.Pembelajaran membangun karakter transformasional, yang dibangun berbasis moralitas dengan kesadaran, tanggung jawab dan disiplin dalam kejujuran, kebenaran dan keadilan
2.Pembelajaran wawasan kebangsaan dan jiwa patriotisme
3.Pembelajaran implementasi keutamaan polisi dalam pemolisiannya yang berbasis literasi
4.Pembelajaran menghadapi era global, era digital maupun era kenormalan baru
5.Pembelajaran manajerial maupun operasional dalam menghadapi situasi krisis/ fakta brutal / situasi emerjensi maupun kontijensi
6.Pembelajaran keberanian untuk belajar dan memperbaiki kesalahan di masa lalu
7.Pembelajaran kesiapan menghadapi ancaman, tantangan, tuntutan, harapan dan kebutuhan di masa kini
8.Pembelajaran kemampuan untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik
9.Pembelajaran menjadi ikon petugas yang profesional, cerdas bermoral dan modern
10.Pembelajaran membangun kepercayaan publik, dalam mendukung keamanan dalam negeri dan pembangunan nasional
10 Point Kampus Modern Berbasis Smart Campus Lemdiklat Polri
Kampus Modern Lemdiklat Polri yang didukung teknologi Berbasis Smart Campus sebagai cente of excellent menunjukan :
1.Kampus yang fungsional untuk belajar mengajar yang aman, nyaman bagi dosen dan peserta didik
2.Menjadi ruang pembelajaran melalui dialog peradaban
3.Mampu menstimuli bangkitnya inspirasi untuk lahirnya Polisi dan calon polisi yang profesional, cerdas bermoral dan modern
4.Mampu mendukung sistem informasi, komunikasi, dokumentasi digital maupun yang eksisting, mendorong pada proses pembelajaran yang prima
5.Mampu membangun dan mengembangkan sistem jejaring yang terkoneksi dengan berbagai literasi digital maupun manual
6.Mampu mengajarkan membangun dan mengembangkan model pembelajaran untuk : teoritikal, konseptual, studi kasus yang proaktif dan problem solving
7.Pola pola pembelajaran, pelatihan dan pengasuhan yang berbasis pada keutamaan : kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban
8.Pengajar dan peserta didik saling menstimuli untuk mampu menghadapi situasi krisis, fakta brutal, emerjensi maupun kontijensi
9.Mampu menunjukan akuntabilitas pembelajaran secara:
a. Moral
b. Hukum
c. Administrasi
d. Fungsional
e. Sosial
10.Proses belajar mengajar menghasilkan produk literasi antara lain:
a. Bunga rampai
b. Jurnal
c. Buku buku yang relevan dengan kurikulum dan tujuan pendidikan
10 Point Kampus Hijau Bahagia Sehat Jiwa Raga Lemdiklat Polri
Kampus Hijau Bahagia Sehat Jiwa Raga Lemdiklat Polri dibangun dari :
1.Lingkungan hidupnya yang asri, bersih, berbunga, menjadi ikon keindahan, kenyamanan, keamanan dan selalu ngangeni sebagai wisata edukasi
2.Literasi yang memadai secara aktual maupun virtual
3.Manajemen media berbasis literasi yang menjadi wadah bagi produk produknya : cetak, elektronik, online dan sosial
4.Guru, pendidik dan mentor yang mencerahkan dan menjadi teladan menerapkan dialog peradaban
5.Kurikulum pembelajaran yang menstimuli untuk berpikir kritis, visioner, memecahkan masalah yang mampu memprediksi, mengantisipasi dan memberi solusi
6.Membangun sumber daya manusia yang profesional, cerdas, bermoral dan modern secara formal maupun non formal
7.Program program unggulan bagi kemanusiaan, keteraturan sosial maupun peradaban dalam bhakti sosial, bhakti masyarakat dsb
8.Pikiran, Perkataan, Perbuatan dan Bela Rasanya bagi Kebaikan, Kebenaran, Perbaikan, Pembangunan untuk meningkatkan kualitas hidup banyak orang
9.Menjaga, merawat nilai nilai luhur Bangsa dan Kebhinekaanya dalam art policing (pendekatan seni budaya dan pariwisata)
10.Mampu menjadikan Ikon atau Simbol Kemanusiaan, Keteraturan Sosial dan Peradaban. (CDL)