Cerita WNI di Suriah: Diteror hingga Terancam Ditembak

TRANSINDONESIA.co | Warga negara Indonesia yang telah dievakuasi dan tiba di Tanah Air melalui Bandara Soekarno-Hatta berbagi pengalaman dan cerita. Suriah dalam kondisi mencekam dan mereka sering diteror hingga terancam ditembak tentara oposisi.

Salah satunya Rohayati asal Indramayu, Jawa Barat yang mengaku baru lima bulan di Suriah sebagai asisten rumah tangga. “Di rumah majikan saya diteror bom, kita ditinggal sama majikan kita, banyak bom, tembakan setiap malam,” ujarnya, Jumat (13/12/2024).

Dia mengaku pada apartemen lantai tujuh tempat majikannya digedor-gedor oleh tentara oposisi dan mengatakan mereka pemberontak. “Setiap malam diteror, mereka ancam kalau kita engga keluar mau ditembakin satu-satu,” kata Rohayati.

Kondisi keamanan dan politik di Suriah memang sedang meningkat setelah Rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang sudah berlangsung sejak tahun 2000 digulingkan. Situasi ini pun mengakhiri Perang Saudara yang berlangsung selama 13 tahun di Negeri Syam tersebut.

Kemlu RI kemudian menetapkan status Siaga 1 untuk seluruh Suriah. Sebelumnya diterapkan hanya di beberapa wilayah, seperti Aleppo dan Hama.

Trans Global

Polisi Buru Pelaku Penikaman Brimob

Waspadai Hujan Lebat di Laut Seram

Chievo Permalukan Napoli

Atas penetapan status Siaga 1 ini, KBRI Damaskus menggelar pertemuan virtual dengan masyarakat Indonesia yang tinggal di Suriah.  Hasilnya sebagian WNI setuju untuk dievakuasi dan dipulangkan ke Indonesia.

Rohayati mengaku bila bekerja di Suriah tanpa kontrak. Ini karena awalnya mencari kerja di Qatar, tapi malah didatangkan ke Dubai.

“Dari Agency Dubai kasih saya kerjaan di sini Suriah. Kita disana kerja keluarga Suriah berlima dan salah satunya punya nomor KBRI, jadi kita ngontak KBRI untuk dijemput,” kata Rohayati.

Senada dilayangkan Eli Susanti, dia mengaku awalnya dijanjikan ke Turki, tapi tiba-tiba dibawa ke Suriah. “Kalau tahu kesana enggak mau, kan daerah konflik, setiap hari bom, tembakan, enggak nyaman,” ujar warga Indramayu itu.

Selain mencekam, lanjutnya, kondisi sangat buruk dan masih trauma bila cerita kondisi di Suriah. “Alhamdulillah banget, puji syukur bisa kembali lagi ke Indonesia, perangnya dahsyat, kita tidur pun gemetar,” ucapnya. (rri)

Share