Semangat Kepahlawanan dan Cinta Negeri: Puncak Warisan Abadi Hari Pahlawan

TRANSINDINESIA.co | Dalam sejarah bangsa Indonesia ini, ada dua momen yang menyentuh jiwa kita: Hari Santri dan Hari Pahlawan. Dua hari yang berbeda tanggal, namun menyatu dalam satu semangat yang mendalam—semangat untuk mencintai negeri ini sepenuh hati, karena cinta negeri adalah bagian dari iman.

Pada 22 Oktober 1945, para ulama dan santri berkumpul untuk mengeluarkan Resolusi Jihad, sebuah seruan bahwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah kewajiban spiritual. Tak lama kemudian, pada 10 November, rakyat Surabaya, arek-arek Suroboyo, dan para santri melawan penjajah dalam pertempuran yang akan selalu diingat sebagai lambang keberanian bangsa. Mereka berjuang, bukan demi nama atau kejayaan pribadi, tetapi demi negeri ini, demi masa depan kita semua.

Hari Santri dan Hari Pahlawan mengajarkan bahwa cinta tanah air bukanlah kata-kata belaka. Ia adalah api yang harus menyala dalam setiap hati kita, api yang menggerakkan kita untuk berbuat baik, memperjuangkan keadilan, dan berkorban demi orang lain. Pahlawan masa kini mungkin tidak lagi mengangkat senjata, tetapi ia hadir di mana saja: dalam bentuk guru yang mendidik, tenaga kesehatan yang merawat, pemuda yang menginspirasi, dan setiap insan yang ikhlas berbuat baik untuk negeri.

Kini, giliran kita untuk melanjutkan. Menjaga negeri ini dengan cinta yang tulus, bekerja sepenuh hati, dan membawa kebaikan bagi sesama. Karena dengan mencintai Indonesia, kita juga sedang membuktikan keimanan kita. Jadilah pahlawan dalam cara yang kita bisa. Sebab, bangsa ini membutuhkan kita semua, mereka yang mencintai negeri ini dengan segenap jiwa.

Selamat Hari Pahlawan, 10 November

Aris Yulianto

Share