Badai Helene Tewaskan Sedikitnya 84 Orang di Wilayah Tenggara AS

TRANSINDONESIA.co | Pihak berwenang kesulitan membawa pasokan air dan kebutuhan lainnya ke daerah-daerah yang terisolasi dan terendam banjir di seluruh kawasan tenggara Amerika Serikat yang terdampak Badai Helene, sementara jumlah korban jiwa terus bertambah.

Salah satu daerah di negara bagian North Carolina, yang mencakup kota pegunungan Asheville, melaporkan 30 korban jiwa akibat badai tersebut, sehingga memperbesar jumlah keseluruhan korban tewas menjadi sedikitnya 84 orang lintas negara bagian.

Para pejabat memperingatkan bahwa proses pembangunan kembali rumah-rumah dan properti yang hancur akan memakan waktu dan sulit. Badai itu mengubah kehidupan di sisi tenggara AS. Korban tewas juga dilaporkan di Florida, Georgia, South Carolina dan Virginia.

Gubernur North Carolina Roy Cooper memperkirakan jumlah korban tewas akan bertambah seiring tibanya tim SAR di wilayah-wilayah yang terisolasi akibat jalanan yang hancur, infrastruktur yang rusak dan banjir yang meluas.

Presiden AS Joe Biden menyebut dampak badai itu “mengejutkan” dan menyatakan bahwa ia akan mengunjungi kawasan yang terdampak pekan ini, selama kunjungannya tidak mengganggu upaya penyelamatan atau pemulihan.

Badai Helene menerjang daratan pada Kamis (26/9) di wilayah Big Bend, Florida, sebagai badai Kategori 4 dengan kecepatan angin 225 kilometer per jam. Helene yang melemah dengan cepat bergerak melintasi Georgia, kemudian mengguyur North dan South Carolina serta Tennessee dengan hujan deras yang membuat sungai maupun anak sungai meluap, serta membebani bendungan.

Lebih dari dua juta rumah tangga dan pelanggan utilitas lainnya masih tidak dialiri listrik pada Minggu malam. South Carolina mengalami pemadaman listrik terbanyak, dan Gubernur South Carolina Henry McMaster memohon warga bersabar, karena petugas harus menangani tiang listrik yang roboh di berbagai tempat.

“Kami ingin masyarakat tetap tenang. Bantuan akan segera datang, hanya saja butuh waktu,” kata McMaster kepada wartawan di luar bandara di Aiken County.

Badai Helene menyebabkan banjir terburuk dalam satu abad di North Carolina. Daerah Spruce Pine di negara bagian itu terendam hujan lebih dari 61 sentimeter dari Selasa (24/9) hingga Sabtu (28/9).

Jessica Drye Turner di Texas memohon agar ada yang dapat menyelamatkan anggota keluarganya yang terdampar di atap rumah mereka di Asheville di tengah banjir yang meninggi. “Mereka melihat truk gandeng dan mobil-mobil mengambang,” tulis Turner dalam postingan daruratnya di Facebook, hari Jumat (27/9).

Akan tetapi, dalam pesan berikutnya pada Sabtu, Turner mengatakan tidak ada bantuan yang tiba hingga akhirnya kedua orang tuanya yang sudah berusia 70-an tahun dan keponakannya yang berusia enam tahun tenggelam setelah atap rumah mereka ambruk.

“Saya tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata kesedihan, kemasygulan dan kehancuran yang saya dan saudara-saudara perempuan saya alami,” tulisnya.

Administrator Badan Pengelolaan Kedaruratan Federal (FEMA) Deanne Criswell mengunjungi Georgia selatan pada Minggu dan berencana ke North Carolina pada Senin (30/9).

“Misi pencarian dan penyelamatan masih sangat aktif” di North Carolina bagian barat, kata Criswell. “Dan kami tahu bahwa ada banyak masyarakat yang terputus akses hanya karena geografi” pegunungan, di mana kerusakan jalan dan jembatan telah memutus akses area tertentu.

Biden pada Sabtu menjanjikan bantuan pemerintah federal untuk bencana “luar biasa” yang disebabkan Badai Helene. Ia juga menyetujui deklarasi bencana untuk North Carolina, yang membuat dana federal tersedia bagi individu yang terdampak.

Dengan sedikitnya 25 orang tewas di South Carolina, Helene menjadi siklon tropis paling mematikan bagi negara bagian tersebut sejak Badai Hugo menerjang daratan di utara Charleston pada tahun 1989 dan menewaskan 35 orang.

Moody’s Analytics mengatakan pihaknya memperkirakan kerugian properti mencapai sekitar $15 miliar (sekitar Rp225,9 triliun) hingga $26 miliar (sekitar Rp391,5 triliun).

Perubahan iklim telah memperburuk kondisi yang memungkinkan badai tersebut semakin hebat, dengan cepat meningkat di perairan yang menghangat dan berubah menjadi siklon yang kuat, terkadang dalam hitungan jam. [voa]

Share