Mahfud MD: Persaingan Politik “Curang dan Tidak Etis” Tumbuh

TRANSINDONESIA.co | Kembali ke kampus rakyat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Saya mengisi acara Kongres Pancasila XII. “Pancasila Nyawa Bangsa: Menghalau Kemerosotan Moral dalam Praktik Penyelenggaraan Berbangsa dan Bernegara”

Dalam sesi panel diskusi “Refleksi Moral Aktualisasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” bersama Franz Magnis-Suseno,  Haedar Nasir, Sukidi, saya sampaikan,

Adanya kemerosotan sikap moral dan etika, belakangan semakin meluas. Budaya adiluhung dicemooh, dibanding era orde baru dan era reformasi yang masih lebih kasuistis, saat ini kemerosotan lebih masif dan terbuka.

Gejala yang umum terlihat, yakni adanya persaingan politik yang “boleh” tetapi tumbuh ke yang “tidak boleh” yakni curang dan tidak etis, Kritik dihadapkan pada perlawanan yang direkayasa, penyanderaan, dll.

Hidup sederhana dan Sakmadyo dilaksanakan secara palsu, KKN makin massif. Mendhem jero dipraktikkan untuk pemutihan dan permakluman, tidak ada keteladanan sehingga rakyat di bawah tak punya figur teladan. Kemudian, hukum terlepas dari sukmanya: moral , kejujuran, dan keadilan, yang dipentingkan kebenaran formal.

Karena itu, perlu kesadaran untuk arahkan agar pembangunan manusia bukan sekedar kewajiban tapi Kebutuhan. Pembangunan pendidikan dan kesehatan agar ditingkatkan ke budaya. Arah gerakan bukan hanya perubahan person tetapi perubahan paradigma (values). saya juga sampaikan ada ide menarik pembentukan Mahkamah Etika dari Jimly Asshiddiqie.

Sehingga, Kongres Pancasila XII UGM ini perlu mencari jawaban agar kita tak terlihat mati langkah. (Mahfud MD)

Share