Para Menlu G7 Desak Upaya untuk Hindari Peningkatan Ketegangan di Timteng
TRANSINDONESIA.co | Para menteri luar negeri G7 meminta semua pihak yang terlibat dalam konflik di Timur Tengah sekarang ini menghindari tindakan yang dapat menyebabkan situasi meruncing, kata menteri luar negeri Italia, Minggu (4/8).
Dalam konferensi video yang dipimpin Menteri Luar Negeri Antonio Tajani, para menteri G7 itu menyatakan “keprihatinan kuat mengenai berbagai peristiwa baru-baru ini yang dapat menyebabkan krisis yang lebih luas di kawasan, dimulai dengan Lebanon,” kata pernyataan itu.
“Kami meminta semua pihak terkait untuk berhenti melakukan inisiatif apa pun yang dapat menghalangi jalur dialog dan moderasi serta mendorong eskalasi baru.”
Italia sedang mendapat giliran sebagai presiden G7.
Ketegangan di Timur Tengah, yang dipicu oleh perang 10 bulan di Gaza, telah meningkat dalam beberapa hari belakangan setelah terbunuhnya Ismail Haniyeh, pemimpin kelompok militan Palestina, Hamas, di Teheran pada Rabu lalu, sehari setelah serangan Israel di Beirut menewaskan Fuad Shukr, komandan militer senior di kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah.
Pernyataan dari pertemuan G7 itu juga menyerukan penyelesaian perjanjian gencatan senjata di Gaza dan pembebasan para sandera di sana, selain menegaskan lagi komitmen negara-negara G7 untuk mengintensifkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat di wilayah kantong Palestina itu. [voa]