Laporan PBB: Israel Diam-Diam Menahan dan Aniaya Ribuan Warga Palestina

TRANSINDONESIA.co | Sebuah laporan yang dirilis oleh kantor HAM PBB pada hari Rabu (31/7) menyebutkan bahwa ribuan warga Palestina telah ditahan secara serampangan dan diam-diam, menjadi sasaran penyiksaan dan penganiayaan oleh otoritas Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober lalu yang memicu perang di Gaza.

“Terdapat banyak pria, wanita, anak-anak, dokter, wartawan, dan pembela HAM Palestina yang telah ditahan sejak 7 Oktober, sebagian besar dari mereka tanpa dakwaan atau pengadilan, dan ditahan dalam kondisi yang menyedihkan,” demikian menurut laporan tersebut.

“Banyak dari mereka yang ditahan dan kemudian dibebaskan telah melaporkan mengalami penyiksaan atau bentuk perlakuan buruk lainnya, termasuk pemukulan yang parah, disetrum, dipaksa untuk berada dalam posisi tertekan dalam waktu yang lama, atau disiram dengan air keras. Sedikitnya 57 tahanan dari Gaza dan Tepi Barat telah meninggal di Israel sejak 7 Oktober,” kata laporan itu.

Laporan ini juga menemukan bahwa “kondisi di fasilitas tahanan militer terlihat lebih buruk, dengan perlakuan buruk yang luas.” Para tahanan disebut melaporkan bahwa “mereka ditahan di fasilitas seperti kandang, ditelanjangi dalam waktu yang lama, dan hanya mengenakan popok.”

Sebagian besar menggambarkan dengan jelas berbagai bentuk penyiksaan dan perlakuan buruk yang mereka alami. Beberapa perempuan dan laki-laki juga berbicara tentang kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender.

Dalam sebuah pernyataan yang bertepatan dengan dirilisnya laporan tersebut, kepala HAM PBB, Volker Turk, mengatakan bahwa laporan itu memunculkan kekhawatiran bahwa Israel melakukan “pelanggaran mencolok terhadap hukum HAM dan kemanusiaan internasional.”

Para pejabat HAM PBB mencatat bahwa otoritas Israel mengaku sedang menyelidiki sejumlah tentara atas dugaan penyiksaan terhadap seorang tahanan Palestina awal bulan ini di pusat tahanan Sde Teiman di gurun Negev.

Hari Senin (29/7) anggota parlemen sayap kanan Israel mendobrak masuk ke pangkalan militer untuk memprotes penyelidikan terhadap sembilan tentara yang diduga melakukan penyiksaan terhadap pria Palestina tersebut.

Laporan PBB itu menemukan bahwa pasukan IDF telah menahan ribuan warga Palestina di Gaza, sebagian besar laki-laki dan anak laki-laki, tetapi ada juga perempuan dana anak-anak perempuan, lalu memindahkan mereka ke fasilitas penahanan dan penjara di dalam Israel maupun wilayah pendudukan Tepi Barat.

Dalam sebuah pernyataan yang mencakup para sandera yang diculik oleh Hamas, dan juga warga Palestina yang ditawan oleh Israel, para penulis laporan kantor HAM itu mengatakan, “Mereka yang ditahan di Gaza dan juga Israel, pada umumnya ditahan dalam penahanan rahasia dan tidak dikomunikasikan,” tanpa ada informasi yang diberikan kepada keluarga mereka, “sehingga menimbulkan keprihatinan yang serius akan terjadinya penghilangan paksa.”

Para penulis mengatakan bahwa militer Israel biasanya tidak menjelaskan dasar penahanan warga Palestina, “meskipun dalam beberapa kasus, mereka menuduh adanya afiliasi dengan kelompok-kelompok bersenjata Palestina atau sayap politik mereka.”

Israel menolak akses Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk mengunjungi seluruh tahanan Palestina yang berada dalam tahanannya sejak tanggal 7 Oktober.

Laporan tersebut juga mengatakan bahwa kelompok bersenjata Palestina juga mencegah ICRC mengunjungi para sandera yang diculik dalam serangan Hamas di Israel selatan pada hari itu.

Laporan setebal 23 halaman ini didasarkan pada wawancara dengan warga Palestina, para tahanan yang telah dibebaskan, serta para korban dan saksi lainnya, organisasi masyarakat sipil, dan para pejabat pemerintah Israel serta Palestina. Laporan itu dibagikan kepada pemerintah Israel dan Palestina, “untuk mendapatkan komentar faktual.”

VOA telah menghubungi perwakilan Israel di Jenewa untuk meminta komentar, namun belum mendapat tanggapan.

Sandera yang ditahan Hamas juga dilaporkan menderita

Laporan PBB juga mengkritik Otoritas Palestina yang terus “melakukan penahanan sewenang-wenang dan penyiksaan atau perlakuan buruk lainnya di Tepi Barat, yang dilaporkan terutama untuk menekan kritik dan oposisi politik.”

Para penulis laporan tersebut menggambarkan kondisi di mana para tahanan ditahan, penggunaan pemukulan, stres yang berkepanjangan, dan ancaman untuk mendapatkan pengakuan dari mereka yang ditahan atas tuduhan kriminal.

Keterangan dari para tawanan Gaza yang telah dibebaskan dalam laporan tersebut menggambarkan kondisi yang mereka alami selama berada dalam tahanan.

“Beberapa menggambarkan dipukuli saat dibawa ke Gaza, atau melihat tawanan lain dipukuli saat berada di tawanan… Yang lain melaporkan menyaksikan pelecehan seksual terhadap tawanan lain – baik laki-laki maupun perempuan,” sebut para penulis.

“Hukum kemanusiaan internasional melindungi semua orang yang ditahan, mengharuskan mereka untuk diperlakukan secara manusiawi dan dilindungi dari segala tindak kekerasan atau ancaman,” ujar Turk.

Kepala HAM PBB itu mengulangi seruannya untuk segera membebaskan semua sandera yang masih ditahan di Gaza dan membebaskan semua orang Palestina yang ditahan secara sewenang-wenang oleh Israel. [voa]

Share