Kisah Suporter Disabilitas Asal Palestina di Piala Eropa 2024

TRANSINDONESIA.co | Panitia penyelenggara Piala Eropa 2024 berharap sepak bola dapat menyatukan dan dinikmati  penggemar dari seluruh dunia tanpa terkecuali, sesuai tagline United by Football.

Keberagaman latar belakang para pencinta kulit bundar terlihat di Berlin, salah satu kota penyelenggara Piala Eropa 2024. Sepak bola yang lekat dengan olahraga untuk kaum laki-laki, ternyata banyak digemari oleh kaum Hawa. Jumlah penggemar berjenis kelamin perempuan di Piala Eropa 2024 terhitung banyak.

Turnamen Piala Eropa 2024 dinikmati anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga mereka yang sudah lanjut usia. Para penggemar sepak bola yang juga memiliki keterbatasan fisik seperti tidak bisa berjalan, tak ketinggalan ikut larut dalam demam Piala Eropa 2024 di Berlin.

Adalah Adnan Najamy, salah satu penggemar sepak bola yang memilki keterbatasan fisik. Kepada ANTARA, ia menceritakan sudah hampir lima tahun dirinya tidak bisa bergerak akibat rusaknya serat saraf tulang belakang (spinal cord). Meski saat ini dirinya harus menggunakan kursi roda dan memiliki keterbatasan bergerak, Adnan mengaku tetap semangat menjalani hidup dan menikmati sepak bola.

Adnan berasal dari Palestina namun saat ini berdomisili di Berlin, Jerman. Di tengah puluhan ribu fans Kroasia dan Spanyol yang memadati Olympiastadion, Sabtu (15/6) waktu setempat atau Minggu (16/6) dinihari WIB, Adnan turut menyaksikan laga perdana Grup B Piala Eropa 2024. Adnan datang bersama kedua temannya yang dengan penuh kesabaran membantu dirinya bergerak dan mendorong kursi roda.

Adnan memakai jersey tim Matador. Namun, ia mengaku tidak hanya mendukung timnas Spanyol di Piala Eropa 2024. “Saya sangat menyukai sepak bola. Saya rajin menonton berbagai liga sepak bola di dunia, banyak pemain favorit saya berlaga di Piala Eropa 2024,” kata Adnan kepada ANTARA.

Sepanjang Piala Eropa 2024, Adnan mengaku sudah memiliki lima tiket pertandingan. Sebagai pencinta sepak bola, ia mengaku sangat senang Piala Eropa 2024 digelar di Jerman. “Sayangnya, saya belum dapat tiket untuk partai final Piala Eropa 2024. Saya harap saya bisa menonton babak final di Olympiastadion,” ujar Adnan.

Sebagai penyandang disabilitas, Adnan mendapat perhatian khusus dari publik yang berada di Olympiastadion. Para penggemar sepak bola memprioritaskan Adnan bergerak leluasa dengan kursi rodanya. Pihak kepolisian, sukarelawan, dan para penjaga di stasiun kereta juga dengan telaten membantu Adnan agar mendapatkan kenyamanan.

Para pendukung Kroasia dan Spanyol yang berada di sekitar Adnan juga bersikap ramah dan membantu Adnan. “Inilah sepak bola. Bisa dinikmati olah siapa saja. Kami semua sama penggemar sepak bola,” kata Dino, salah satu fans asal Kroasia yang berdiri di dekat Adnan.

Rasanya tagline United by Football di Piala Eropa 2024 bukan hanya sekadar semboyan belaka. Faktanya, sepak bola memang menyatukan semua penggemar sepak bola dengan keberagaman latar belakangnya. Begitu juga panitia penyelanggara Piala Eropa 2024 yang memberikan bantuan khusus inklusif bagi para penggemar sepak bola yang memiliki keterbatasan atau disabilitas.

Selama turnamen Piala Eropa 2024 terdapat petugas akses disabilitas (DAO) yang berdedikasi, yang perannya adalah mendukung para pendukung tim nasional penyandang disabilitas. DAO membantu mengoptimalkan pengalaman hari pertandingan bagi para penggemar dan pendamping mereka, termasuk saran perjalanan, layanan tempat pertandingan, dan informasi penting lainnya.

Panitia juga menyediakan perangkat komentar audio-deskriptif. Guna meningkatkan inklusivitas, semua 51 pertandingan di Piala Eropa 2024 menampilkan komentar audio-deskriptif (ADC) dalam bahasa Jerman dan bahasa tim yang bertanding, atau bahasa Inggris jika bahasa Inggris tidak tersedia, sehingga memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi para penggemar tunanetra dan tunanetra.

Solusi berbasis web berarti para penggemar di rumah juga dapat menggunakan layanan ADC menggunakan aplikasi resmi Piala Eropa 2024. [ant]

Share