2,8 Juta Anak Indonesia Belum Dapat Imunisasi Lengkap di 38 Provinsi

TRANSINDONESIA.co | Kurun waktu 2018 sampai 2022, sebanyak 1.455.276 anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi lengkap. Dari total 17 juta anak pada 2021-2023, dilaporkan pada 2024, lebih dari 2,8 juta anak usia 1-3 tahun tidak atau belum mendapatkan imunisasi lengkap. Anak-anak tersebut tersebar di 309 kabupaten/kota yang terdapat di 38 provinsi.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, menyampaikan bahwa masih terdapat persepsi negatif terhadap imunisasi rutin di masyarakat. Banyak rumor dan informasi tidak benar beredar mengenai imunisasi sehingga menimbulkan kekhawatiran yang tidak beralasan tentang keamanan dan manfaat imunisasi.

“Kami memahami bahwa ini adalah tantangan yang serius, dan kami bertekad untuk terus memberikan informasi yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat,” kata Kunta Wibawa dikutip dalam keterangannya, Selasa (28/5/2024).

Selain itu, Kunta menjelaskan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya imunisasi masih perlu ditingkatkan.

Trans Global

Guru, Sang Panutan

Gayus Tambunan Keluar Bui?

“Banyak masyarakat kita belum sepenuhnya menyadari bahwa imunisasi adalah salah satu langkah terbaik untuk melindungi diri dan keluarga dari penyakit serius. Karena itu, kampanye, edukasi serta pemahaman sangat diperlukan untuk masyarakat kita,” kata Kunta.

Sekjen Kunta juga mengingatkan jajaran kesehatan di puskesmas dan posyandu, yang berada di garis terdepan, sangat menentukan kesuksesan Program Imunisasi Nasional (PIN). Karena itu, seluruh jajaran kesehatan di pusat, provinsi dan kabupaten/kota harus memberikan perhatian besar dan dukungan penuh agar percepatan pemberian imunisasi dapat terlaksana dengan baik.

“Saat ini, kita perlu mempercepat pemberian imunisasi bagi anak-anak yang belum imunisasi atau belum lengkap imunisasinya, agar tidak terjadi kasus-kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti difteri, polio, campak, rubella. Munculnya beberapa KLB ini menjadi alarm bagi kita semua untuk mulai fokus terus mengejar ketertinggalan pada tahun 2024 ini,” kata Kunta. [chy]

Share