Pemimpin Wajib Urun Angan dan Turun Tangan

TRANSINDONESIA.co | Oleh: Chrysnanda Dwilaksana

Pemimpin pemikir sang pemimpi yang memiliki visi untuk melihat jauh ke depan dan memiliki tekad mewujudkan mimpinya. Sang pemimpin memiliki tugas dan tanggung jawab dalam kebijakannya mampu mewujudkan mimpinya.

Pemimpin wajib urun angan sebagai sang pemikir untuk menyumbangkan ide dan gagasan cerdas yang terkonsepkan dalam perencanaan dan program serta implementasinya.

Makna pemimpin wajib urun angan adalah pemimpin memiliki konsep untuk belajar dan memperbaiki kesalahan di masa lalu, siap di masa kini serta mampu menyiapkan masa depan yang lebih baik.

Di sini bermakna sang pemimpin sebagai sang pencerah pemberi inspirasi, pemberi motivasi, gudang solusi dan berbagai pemikiran cerdas lainya.

Adapun pemimpin wajib turun tangan ini bisa dimaknai pemimpin melihat dan berperan dalam menangani mengatasi dan menjalan program untuk mewujudkan mimpinya  untuk memahami keluhan dan permasalahan secara riil atau sesuai fenomena yang ada.

Pemimpin yang mau turun tangan akan lebih cepat mewujudkan mimpinya. pemimpin yang lambat dan tindak peka dan peduli akan masalah lapangan akan berdampak kebijakan dan kinerjanya. Bisa jadi ini yang sering dilabel pangkodamar (panglima komando dalam kamar)? tatkala tidak di dalam operation room atau back office dapat dikatakan ya.

Namum tatkaala berada di operation room atau back office ini merupakan bagian dr turun tangan untuk menganalisa mengevaluasi dan mengambil keputusan.

Bagaimana dengan pemimpin yang tidak urun angan dan enggan turun tangan? ini sebenarnya bukan pemimpin, karena ia tidak tahu apa yang menjadi tugas tanggungjawabnya. Inilah yang sering dikatakan karbitan yang dipaksakan karena demi kepentingan atau sebatas dari surat perintah untuk memimpin.

Dampaknya pasti bukan bagi kemaslahatan malahan sebaliknya dan bisa menuju kehancuran dan beban bagi banyak orang.

Pemimpin yang hanya urusan lapangan dan tidak memiliki angan angan atau mimpi ini juga bukan pemimpin. Mereka digolongkan pelaksana yang memaksakan memimpin jadi ya sama saja hanya lari lari tanpa arah dan tujuan.

Pemimpin itu terpanggil karena bakat atau kompetensinya dan membiarkan dirinya masuk ke dalam lingkaran situasi yang membuatnya tampil beda menonjol diantara banyak orang.

kemampuannya melihat masa depan kemampuan dan kemauannya mewujudkan angannya dilaksanakan dengan kemampuannya dalam turun tangan.

Pemimpin ini tidak di karbit tidak ditandai simbol strukturasi organisasi semata, namun ditunjukkan dari kinerja dan pengakuan atas pikiran dan kinerjanya yang mampu memberi solusi dan senantiasa menginspirasi.

Pemimpin ditandai dengan kecerdasannya dalam urun angan dan kepiawaiannya dalam turun tangan.**

 

Tytm 240524

Share
Leave a comment