Israel Kembali Serang Rafah, 22 Tewas, Termasuk 18 Anak-anak
TRANSINDONESIA.co | Para pelayat tidak dapat menyembunyikan kepedihan mereka saat mendatangi kamar mayat di mana 22 korban serangan Israel ke kota Rafah pada Sabtu malam (20/4) dibaringkan di lantai. Di antara korban tewas itu terdapat 18 anak-anak.
Israel telah melakukan serangan udara hampir setiap hari di Rafah, di mana lebih dari separuh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa mengungsi untuk menghindari pertempuran di tempat lain.
Israel memang telah bersumpah akan memperluas serangan darat ke kota yang berbatasan dengan Mesir tersebut meskipun ada seruan internasional untuk menahan diri, termasuk dari Amerika.
Serangan terbaru terjadi hari Sabtu (20/4), hari yang sama ketika DPR Amerika menyetujui paket bantuan bernilai US$26 miliar, yang mencakup sekitar US$9 miliar dalam bentuk bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
Menurut Rumah Sakit Kuwait yang menerima jenazah, serangan pertama menewaskan seorang laki-laki, istrinya yang sedang hamil dan anak mereka yang berusia 3 tahun. Dokter berhasil menyelamatkan bayi perempuan itu.
Serangan kedua menewaskan 17 anak-anak dan dua perempuan, semuanya berasal dari sebuah keluarga besar.
“Anak-anak ini semuanya sedang tidur. Apa salah mereka? Perempuan hamil berada di dalam rumah, anak-anak sedang tertidur pulas, dan seorang perempuan tua berusia 80 tahun. Apa salah mereka? Apakah mereka meluncurkan rudal? Kami hanya mengadu pada Allah SWT,” ujar Ummi Kareem, salah seorang anggota keluarga anak-anak yang tewas itu.
Hingga Minggu sore (21/4) petugas pertolongan pertama masih mencari korban lain yang mungkin tertimbun reruntuhan bangunan.
Sebuah serangan udara di Rafah pada Jumat malam (19/4) juga menewaskan sembilan orang, termasuk enam anak-anak.
Mohammed al-Beheiri mengatakan putrinya, Rasha, dan enam anaknya, yang berusia antara 18 bulan hingga 16 tahun, termasuk di antara mereka yang terbunuh dalam serangan Israel itu. Empat anggota keluarga lainnya masih tertimbun di bawah puing-puing reruntuhan rumah mereka.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikelola oleh Hamas, mengatakan hingga hari Minggu ini sedikitnya 34.000 warga Palestina tewas. Sekitar 80% warga terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke tempat-tempat yang dinilai lebih aman. Sejumlah pakar mengatakan Gaza berada di ambang kelaparan akut. [voa]