Taman Pak Tino Sidin Merawat Semangat Sang Guru Gambar
TRANSINDONESIA.co | Nama Tino Sidin telah dan selalu melekat dalam ingatan generasi era 1970 hingga 1990-an. Sebagai pemandu acara Gemar Menggambar yang disiarkan TVRI, Tino secara tak langsung telah menjadi guru gambar bagi banyak anak seantero negeri pada masa tersebut.
Tino dilahirkan di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, pada 25 November 1925 dan mulanya belajar melukis secara otodidak. Ia baru belajar melukis secara formal di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta pada 1961 atau ketika umurnya sudah 36 tahun. Di Yogyakarta, selain melukis, Tino juga menjadi guru menggambar bagi anak-anak.
Tino pertama kali mengajar anak-anak menggambar sekitar 1969 di Galeri Seni Sono Yogyakarta. Di tahun tersebut, dirinya diminta mengisi acara Gemar Menggambar di TVRI Yogyakarta. Sekitar 10 tahun kemudian, acara itu diambil alih TVRI pusat di Jakarta sehingga Tino kian dikenal sebagai guru menggambar anak-anak yang legendaris. Kemudian Sang guru gambar berpulang pada 1995 sehingga ia tak lagi bisa mengajar menggambar.
Namun, warisan dan semangat Pak Tino Sidin ternyata terus dirawat melalui beragam bentuk hingga sekarang. Salah satunya mewujudkan ide membuat sebuah taman untuk menaungi sanggar asuhannya. “Kalau ada Taman Ismail Marzuki, maka saya bikin Taman Tino Sidin” ucap Pak Tino kal itu .
Akhirnya, pada 4 Oktober 2014, Taman Tino Sidin resmi dibuka dan berada di rumah yang telah ditempati Pak Tino sejak 1981 beralamatkan Jalan Tino Sidin 297 Kadipiro Ngestiharjo Kasihan Bantul.
Taman Tino Sidin didirikan atas inisiatif keluarga Pak Tino dengan konsep lebih dekat seperti singgah ke rumah Pak Tino sembari mengenal lebih dekat sosok dan peran ayah lima putri tersebut. Khususnya kepada generasi sekarang yang tak tahu siapa itu pak Tino.
“Cita-cita Bapak agar Taman Tino Sidin nyata ada, berkembang dan bermanfaat sampai sekarang masih menjadi harapan besar keluarga,” kata Panca Takariyati Sidin, anak kelima Tino Sidin yang akrab dipanggil Titik Sidin, Senin 5 Februari 2024.
Selaku pengelola Taman Tino Sidin, Titik menyampaikan tak hanya sekedar museum dan wisata edukasi, Taman Tino Sidin diharapkan menjadi tempat mekar dan berseminya kreativitas khususnya anak-anak.
Dari taman ini, kata-kata ‘Ya Bagus!’ , ‘Teruskan, jangan takut -takut!’ dan garis lurus serta garis lurus yang menjadi slogan Pak Tino kembali digaungkan. Hal ini guna menginspirasi anak-anak untuk gemar menggambar tanpa rasa takut, bebas berimajinasi dan penuh suka cita.
Jika singgah ke Taman Tino Sidin, maka pengunjung akan dibawa tour berkeliling museum yang menghadirkan foto, lukisan dan benda-benda yang bisa bercerita tentang siapa Pak Tino.
Menariknya di sini, pengunjung akan diajak seolah-olah diajak menggambar langsung oleh pak Tino melalui siaran yang ditayangkan di TVRI. Hasil dari menggambar masing-masing pengunjung tersebut dapat dibawa pulang sebagai souvenir dari Taman Tino Sidin.
Koleksi yang ditampilkan di Taman Tino Sidin yaitu 115 sketsa hitam putih, 35 sketsa cat, 32 lukisan, koleksi buku menggambar Pak Tino, komik, foto-foto, kliping media massa, surat pribadi, sertifikat maupun penghargaan yang diterima Pak Tino. Taman ini juga menyimpan memorabilia Pak Tino mulai dari koleksi topi baret, kacamata, cat dan kuas yang pernah digunakannya. Secara umum, museum dan galeri seni ini menyajikan seluruh aspek kehidupan Pak Tino bahkan yang belum banyak diketahui khalayak.
“Kebanyakan yang berkunjung ke sini biasa untuk bernostalgia dengan pak Tino. Ada pula anak-anak sekolah dan anak-anak seni untuk belajar sekaligus mengenal Pak Tino,” ungkap Titik.
Ditambahkan Titik, menurut ayahnya menggambar itu penting untuk mendorong kreativitas anak. Selain itu, belajar menggambar itu tak harus jadi seniman tetap lebih untuk membantu pembentukan karakter anak.
Nah, penasaran kan apa itu? Silahkan berkunjung ke Taman Tino Sidin yang buka Senin – Sabtu pukul 09.00 – 15.00 WIB serta Ahad khusus kunjungan reservasi. Tiket masuk Rp20 ribu per orang sudah termasuk tour museum hingga mendapatkan souvenir menggambar bersama Pak Tino Sidin. [nag]