77 Tahun, Begini Sejarah Ringkas HMI

TRANSINDONESIA.co | Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI diprakarsai tokoh Muhammadiyah, Prof Lafran Pane. Lafran Pane pantang menyerah dalam mewujudkan gagasan-gagasan baik untuk kepentingan bersama. Sepanjang tahun 1946, dia terdorong ide membentuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). HMI adalah organisasi mahasiswa yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan 5 Februari 1947.

HMI terbentuk atas prakarsa Lafran Pane bersama rekan-rekannya mahasiswa Sekolah Tinggi Islam yang sekarang bernama Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, mereka adalah, Karnoto Zarkasyi, Dahlan Husein, Maisyaroh Hilal (cucu KH. A. Dahlan), Suwali, Yusdi Ghozali (pendiri PII), Mansyur, Siti Zainah, Muhammad Anwar, Hasan Basri, Marwan, Zulkarnaen, Tayeb Razak, Toha Mashudi dan Bidron Hadi.

HMI adalah sebuah organisasi keislaman yang berdiri secara independen, dan hingga kini, HMI tetap eksis dan terus berkembang di berbagai universitas di Indonesia, yang hari ini Senin 5 Februari 2024, berusia 77 tahun.

Sejarah Berdiri HAM

Sebelum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) terbentuk, Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) didirikan pada tahun 1946. PMY melibatkan anggota dari tiga Perguruan Tinggi di Yogyakarta, yakni Sekolah Tinggi Teknik (STT), Sekolah Tinggi Islam (STI), dan Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada.

Namun, karena PMY dinilai tidak memperhatikan kepentingan mahasiswa yang mengutamakan nilai-nilai agama Islam dan tidak menyalurkan aspirasi keagamaan, mahasiswa Islam memutuskan untuk mendirikan organisasi kemahasiswaan terpisah dari PMY.

Hal ini menjadi awal terbentuknya HMI, yang hadir sebagai wadah bagi para mahasiswa Islam untuk lebih mengekspresikan dan memperjuangkan nilai-nilai agama mereka.

Sejumlah mahasiswa pada masa tersebut membentuk organisasi baru atas berbagai alasan, salah satunya adalah karena Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) didominasi oleh Partai Sosialis yang dianggap tidak sesuai.

Penolakan terhadap dominasi Partai Sosialis tidak hanya berasal dari kalangan mahasiswa Islam, melainkan juga melibatkan mahasiswa Kristen, mahasiswa Katolik, dan berbagai mahasiswa yang masih memegang teguh ideologi keagamaan.

Inisiatif pembentukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) datang dari Lafran Pane, mahasiswa semester I Sekolah Tinggi Islam (sekarang menjadi Universitas Islam Indonesia-UII) pada masa itu. Ia melakukan diskusi dengan rekan-rekannya untuk merumuskan ide membentuk organisasi mahasiswa yang berlandaskan nilai-nilai Islam.

Setelah mendapatkan cukup dukungan pada bulan November 1946, Lafran Pane mengundang para mahasiswa untuk rapat.

Sejumlah mahasiswa Islam yang berada di Yogyakarta baik di Sekolah Tinggi Islam, Balai Perguruan Tinggi, Gajah Mada dan Sekolah Teknik Tinggi.

Terdapat sekitar 30 orang mahasiswa yang menghadiri rapat tersebut. Diantaranya, anggota Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia.

Namun pada rapat yang digelar itu, tidak menghasilkan kesepakatan. Kemudian Lafran Pane mengambil jalan keluar dengan mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan mendadak dengan menggunakan jam kuliah Tafsir oleh Husein Yahya.

Pada tanggal 5 Februari 1947 bertepatan dengan 14 Rabiulawal 1366 H, di salah satu ruangan kuliah Sekolah Tinggi Islam di Jalan Setyodiningratan 30 sekarang bernama Jalan Senopati Yogyakarta, masuklah Lafran Pane yang langsung berdiri di depan kelas.

Ia langsung memimpin rapat dan mengatakan “hari ini adalah rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena semua persiapan yang diperlukan sudah beres”.

Kemudian ia meminta agar Husein Yahya memberikan sambutan, tetapi dia menolak dikarenakan kurang memahami apa yang disampaikan sehubungan dengan tujuan rapat tersebut.

Dalam pertemuan dadakan tersebut, Lafran Pane mengatakan ini adalah rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam yang anggaran dasarnya telah disiapkan.

Ia menuturkan, rapat ini bukan lagi mempersoalkan perlu atau tidaknya ataupun setuju atau menolaknya untuk mendirikan organisasi Mahasiswa Islam.

Lafran menegaskan dalam rapat itu, bahwa apapun bentuk penolakan orang lain, tidak menggentarkan untuk tetap berdirinya organisasi Mahasiswa Islam. Kemudian semua peserta rapat menyatakan sepakat.

Sehingga, pada hari Rabu Pon 1878, tanggal 15 Rabiulawal 1366 H, atau tepatnya 5 Februari 1947,

HMI didirikan dengan tujuan yang jelas, yaitu:

1. Mempertahankan Negara Republik Indonesia dan meningkatkan martabat Rakyat Indonesia.

2. Menegakkan serta mengembangkan ajaran agama Islam.

3. Mengesahkan anggaran dasar Himpunan Mahasiswa Islam, dengan Anggaran Rumah Tangga akan disusun.

4. Membentuk Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam sebagai struktur organisasional yang akan mengelola dan menjalankan kegiatan sesuai dengan tujuan dan prinsip HMI. (nee)

Sumber: Berbagai sumber

Share