Ukraina Laporkan Rusia Menyerang dengan 20 Drone

TRANSINDONESIA.co | Militer Ukraina pada Rabu (31/1) mengatakan serangan Rusia pada malam sebelumnya melibatkan 20 drone dan tiga rudal balistik yang menargetkan banyak daerah di Ukraina.

Angkatan Udara Ukraina mengatakan pertahanan udara negara itu menghancurkan 14 drone, dengan pencegatan berlangsung di kawasan Mykolaiv, Zaporizhzhia, Dnipropetrovsk dan Kharkiv.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pasukan Rusia telah meluncurkan 600 drone tempur dan lebih dari 330 rudal ke Ukraina sejak awal tahun ini.

Zelenskyy mengulangi seruannya agar Ukraina memiliki “perisai udara” yang memadai untuk melindungi negaranya.

“Kita harus memastikan kendali Ukraina atas wilayah angkasanya, yang juga penting untuk memastikan keamanan di lapangan – mulai dari posisi di garis depan hingga rumah sakit-rumah sakit dan sekolah-sekolah di belakangnya,” ujarnya.

Dengan banyak bantuan untuk Ukraina yang tertahan di Kongres AS, kepala badan mata-mata AS William Burns mengatakan dalam penilaian baru bahwa kalau meninggalkan dukungannya bagi Kyiv dalam perangnya selama dua tahun melawan Rusia, AS akan melakukan kekeliruan yang sangat besar.

Pemungutan suara di Kongres mengenai $60 miliar bantuan baru untuk Ukraina telah dikaitkan dengan legislasi untuk memperketat kontrol imigrasi di perbatasan AS dengan Meksiko. Tetapi rincian mengenai UU imigrasi

Trans Global

Keutamaan Yudistira

yang baru belum terselesaikan dan legislasi itu secara keseluruhan terperangkap dalam kampanye pemilihan presiden 2024, membuat nasib bantuan untuk Ukraina tidak menentu.

Tetapi Burns, dalam esai yang diterbitkan hari Selasa (30/1) di majalah Foreign Affairs, mengatakan, “Menjaga persenjataan tetap mengalir akan membuat Ukraina dalam posisi yang lebih kuat jika peluang bagi perundingan yang serius muncul” untuk mengakhiri perang.”

“Ini menawarkan kesempatan untuk memastikan kemenangan jangka panjang untuk Ukraina dan kekalahan strategis bagi Rusia,” kata direktur Badan Intelijen Pusat itu.

“Dengan jumlah kurang dari 5% dari anggaran pertahanan AS, ini merupakan investasi yang relatif kecil dengan keuntungan geopolitik yang signifikan,” kata Burns.

Ia menggambarkan invasi Presiden Rusia Vladimir Putin pada Februari 2022 ke Ukraina sebagai “kebodohan Putin.”

“Sedikitnya 315 ribu tentara Rusia telah tewas atau cedera, dua per tiga persediaan tank Rusia sebelum perang telah hancur, dan program modernisasi militer selama puluhan tahun yang dibanggakan Putin telah terkikis,” lanjut Burns.

Namun, kata Burns, Putin kemungkinan besar tidak akan mundur dari serangan terhadap negara tetangganya itu. [voa]

Share