Perang Israel-Hamas: Pertempuran dari Rumah ke Rumah di Khan Younis

TRANSINDONESIA.co | Pasukan Israel dan militan Hamas pada Rabu (6/12) bertempur dari rumah ke rumah untuk menguasai Khan Younis, kota terbesar kedua di Gaza, ketika warga sipil Palestina menghadapi semakin sulitnya menemukan tempat berlindung dan akses pada bantuan kemanusiaan.

Militer Israel mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya telah melakukan serangan udara terhadap sekitar 250 sasaran di Jalur Gaza selama satu hari terakhir, dalam beberapa pertempuran terberat dalam perang yang telah berlangsung selama dua bulan.

Hamas mengatakan pihaknya membunuh 10 tentara Israel di Khan Younis dan melukai beberapa lainnya, sebuah klaim yang tidak dapat segera diverifikasi.

PBB melaporkan peningkatan signifikan pemboman Israel di Gaza sejak Senin sore, bersamaan dengan pertempuran darat yang intens, serta meningkatnya serangan roket Hamas yang menarget Israel.

Ratusan ribu warga Gaza terus mengungsi ke barat dan selatan Khan Younis, termasuk ke kota perbatasan Rafah di perbatasan dengan Mesir. Namun PBB mengatakan tempat penampungan di sana jauh di bawah kapasitasnya, sehingga memaksa warga Palestina yang mengungsi untuk tidur di jalanan atau di lahan kosong.

Para pejabat Israel memperingatkan warga sipil Gaza untuk tidak mendekati Jalan Salah al-Din, jalan raya utama yang menghubungkan Khan Younis ke Gaza utara, dan menyebutnya sebagai “medan perang” dan “sangat berbahaya.” Sebaliknya, para pejabat mengatakan warga sipil yang mengungsi dan berusaha menuju utara harus menggunakan jalan utama pantai, namun pertempuran juga terus berlanjut di sana.

PBB mengatakan, hingga Selasa malam, Rafah adalah satu-satunya wilayah di Gaza yang menyalurkan bantuan kemanusiaan. Dengan berakhirnya gencatan senjata tujuh hari pada Jumat lalu, sisa wilayah sempit di pesisir Laut Mediterania itu sebagian besar tidak dapat dijangkau dari perbatasan.

Israel dalam beberapa hari terakhir telah mengeluarkan perintah evakuasi kepada sekitar 600.000 penduduk yang tinggal di daerah di mana militer Israel memperkirakan akan terjadinya pertempuran, namun mendesak mereka untuk pergi ke tempat-tempat yang tidak memiliki perlengkapan yang memadai untuk menangani lonjakan jumlah pengungsi.

Perluasan perang di Gaza selatan mengikuti fokus awal di wilayah utara, termasuk Kota Gaza, dan terjadi setelah berminggu-minggu perintah militer Israel agar warga sipil pindah ke selatan untuk menghindari pertempuran.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres meminta penggunaan Pasal 99 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai perang di Gaza, seperti disampaikan oleh Stéphane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB:

“Mengingat besarnya korban jiwa di Gaza dan Israel dalam waktu yang singkat, Sekretaris Jenderal hari ini telah menyampaikan surat kepada Presiden Dewan Keamanan, mengacu pada Pasal 99 Piagam PBB,” ujarnya.

Pasal 99 menyatakan bahwa ‘Sekretaris Jenderal dapat menyampaikan kepada Dewan Keamanan setiap permasalahan yang menurut pendapatnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.’ [voa]

Share