Rusia Kembali Tahan Wartawan AS
TRANSINDONESIA.co | Rusia pada hari Rabu (18/10) menahan seorang wartawan yang bekerja untuk Radio Free Europe/Radio Liberty. Ia menjadi wartawan AS kedua yang ditangkap Rusia tahun ini.
Alsu Kurmasheva, yang memiliki dwikewarganegaraan Rusia dan Amerika, serta bekerja sebagai editor RFE/RL, dituduh tidak mendaftarkan diri sebagai agen asing.
Wartawan yang pergi ke Rusia Mei lalu untuk menyelesaikan urusan keluarga yang mendesak itu ditahan sebentar Juni lalu di bandara, di mana kedua paspornya disita.
Ia kembali ditangkap hari Rabu. Jika terbukti bersalah, ia menghadapi ancaman penjara maksimal lima tahun. Rusia sendiri menggolongkan RFE/RL, lembaga penyiaran yang didanai Kongres AS, sebagai agen asing pada 2020.
Jaringan independen itu menolak mematuhi peraturan tersebut karena dianggap sebagai bentuk invasi proses editorial dan akan membatasi kemampuannya beroperasi.
Kurmasheva “harus dibebaskan agar ia dapat kembali ke keluarganya sesegera mungkin,” kata RFE/RL, yang – seperti VOA – berada di bawah naungan USAGM, dalam sebuah pernyataan.
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dan Reporter Tanpa Tapal Batas (RSF) juga mengutuk penahanan Kurmasheva.
“Jurnalisme bukanlah tindak kejahatan dan penahanan Kurmasheva menjadi bukti lebih lanjut bahwa Rusia bertekad membungkam pemberitaan yang independen,” kata Gulnoza Said, yang meliput Rusia di CPJ, dalam sebuah pernyataan.
“Alsu Kurmasheva adalah wartawan Amerika kedua dalam waktu kurang dari setahun yang menjadi korban kampanye pemerasan internasional Rusia,” kata Clayton Weimers, kepala biro RSF AS, kepada VOA dalam sebuah pernyataan.
Kedutaan besar Rusia di Washington tidak segera membalas surel VOA untuk meminta tanggapan.
Sebelum Kurmasheva, wartawan Wall Street Journal Evan Gershkovich ditahan di Moskow sejak Maret.
Duta Besar AS untuk Rusia Lynne Tracy menemui Gershkovich pada Selasa (17/10), seminggu setelah pengadilan menolak pengajuan banding terbaru untuk menuntut pembebasannya.
Dalam sebuah pernyataan, kedutaan besar AS mengatakan bahwa Gershkovich “tetap bersemangat meski dalam kondisi sulit” dan bahwa pemerintah AS terus menyerukan pembebasannya. [voa]