ASEAN-Tiongkok Sepakat Percepat Pedoman Negosiasi Kode Etik LCS

TRANSINDONESIA.co | Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan kemitraan ASEAN-Tiongkok tiga dekade terakhir menunjukkan perkembangan positif. Kedua kawasan bahkan telah menyelesaikan pedoman mempercepat kesimpulan awal Kode Etik (CoC) di Laut Cina Selatan (LCS).

“Tahun ini kami telah menandai beberapa tonggak penting saat kami menyelesaikan Pedoman untuk Mempercepat Kesimpulan Awal dari CoC yang Efektif dan Substantif. Menyelesaikan pembacaan kedua Teks Negosiasi CoC Draf Tunggal, dan memperingati 20 tahun aksesi China ke TAC (Traktar Persahabatan dan Kerja Sama-red),” kata Retno Marsudi pada Pertemuan usai Pertemuan Para Menlu (PMC) ASEAN, Kamis (13/7/2023), di Hotel Shangri-La Jakarta.

Kesepakatan mempercepat Pedoman Kode Etik merupakan upaya mendukung kemitraan yang memajukan paradigma inklusivitas dan keterbukaan. “Menghormati hukum internasional dan mempromosikan kebiasaan dialog dan kolaborasi,” ujarnya.

Meski demikian, ASEAN mengharapkan Tiongkok menjadi mitra yang setia dalam menjaga arsitektur regional yang terbuka dan inklusif. Hal itu dilakukan sebagai upaya menumbuhkan hubungan lebih kuat serta memerlukan kerja lebih keras.

“Hanya melalui ini kita dapat mencapai kerja sama yang saling menguntungkan demi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama di Indo-Pasifik,” kata Retno Marsudi.

Serta, dalam kemitraan bersama ASEAN turut mengandalkan dukungan Tiongkok yang berkelanjutkan di kawasan Indo-Pasifik. “Mengandalkan dukungan Tiongkok yang berkelanjutan untuk implementasi konkret AOIP, termasuk Forum Infrastruktur Indo-Pasifik ASEAN (AIPIF) yang akan datang pada bulan September,” ucapnya.

Direktur Urusan Luar Negeri Komite Pusat Partai Komunis Tiongkok Wang Yi mengungkapkan Tiongkok menyambut baik penyelesaian Kode Etik LCS. “Serta, mendukung semua pihak untuk membentuk dokumen pedoman yang lebih normatif, agar tercapai lebih cepat,” kata Wang Yi.

Wang Yi memastikan Tiongkok secara aktif berpartisipasi dan mendukung kerja sama regional dengan ASEAN. Ini termasuk mendukung inklusivitas dalam percepatan penyelesaian Pedoman Kode Etik LCS.

“Tiongkok secara aktif berpartisipasi dan dengan tegas mendukung kerangka kerja sama regional yang berpusat pada ASEAN, mendukung konsep keterbukaan dan inklusivitas kerangka kerja ini, dan memperkenalkan campur tangan dalam pembangunan,” ujar Wang Yi.

Pertemuan mendorong peningkatan kerja sama ekonomi ASEAN-RRT, termasuk penyelesaian negosiasi Free Trade Areement (FTA) 3.0. Ini dimaksudkan untuk memperkuat hubungan dagang dan rantai pasok kawasan.

Pertemuan juga menekankan pentingnya revitalisasi konektivitas usai pandemi. Di dalamnya termasuk realisasi komitmen RRT dalam pembangunan infrastruktur kawasan.

Tiongkok merupakan mitra perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo Pasifik dalam 30 tahun terakhir. Perdagangan keduanya mencapai USD975 miliar.

RRT juga menjadi sumber investasi asing terbesar keempat ASEAN dengan nilai USD13,8 miliar pada 2021.[rri]

Share