BMKG Sebut Potensi Bencana Sesar Opak Perlu Diwaspadai

TRANSINDONESIA.co | Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta secara geologis merupakan daerah yang dilewati sesar aktif, salah satu yang tertua adalah Sesar Opak. Sesar ini terletak 10 KM di sebelah timur Sungai Opak dengan orientasi pergerakan horizontal.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG, Daryono mengatakan bahwa Sesar Opak digambarkan seperti sebuah zona, bukan seperti garis lurus. Dengan panjang 35 km dari wilayah Kretek sampai Prambanan, Sesar Opak memiliki rentang periode yang berulang sehingga diperlukan langkah sedini mungkin.

“Dari aspek penduduk dan pengembangan wilayah ini maka resiko ini semakin meningkat. Dan menjadi perhatian kita, gempa memiliki periode ulang, jadi ada perulangan gempa yang niscaya akan terjadi,” kata Daryono pada acara Table Top Exercise (TTX) di Grand Rohan belum lama ini.

“Dan gempa itu tidak hanya dibangkitkan oleh kekuatannya saja tapi jenis karakteristik tanah itu sangat menentukan proses resonansi. Dan daerah Bantul dengan karakteristik tanah lunak dapat memperbesar goncangan, jadi apa yang terjadi tahun 2006 adalah contohnya,” ujar Daryono menambahkan.

Sementara itu, Anggota Komisi VIII DPR RI, MY Esti Wijayati, menyampaikan diperlukan pemetaan yang jelas. Masyarakat harus diberikan pemahamanan mitigasi di lokasi rawan, sarana dan prasarana untuk penanggulangan.

Trans Global

Selain itu diperlukan regulasi baik secara undang-undang ataupun perda untuk membantu percepatan terhadap kondisi kedaruratan. “Sebenarnya sekarang sudah ada Undang-undang terkait dengan itu (kebencanaan), tapi perlu penguatan,” ujarnya.

Ia mengakui sempat melakukan upaya perubahan untuk penguatan peran masing-masing institusinya namun batal dilaksanakan. Kini forum TTX menjadi penting salah satu metode dalam pelatihan menghadapi bencana.

“Maka kita berharap melalui forum ini ada dukungan dan dorongan termasuk poin-poin apa yang harus dimasukkan kedalam regulasi terkait penanggulangan bencana. Untuk daerah harus menyikapi apakah perlu dengan perda sehingga pengaturannya lebih secara khusus,” ujar Esty lagi.

Diharapkan terwujud sinkronisasi, keterpaduan, dan integrasi dalam rangka penanganan darurat bencana menghadapi ancaman gempa bumi. Tidak hanya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, tetapi juga di daerah-daerah lain dengan ancaman yang sama.

Selain Sesar Opak, ada sejumlah sesar aktif lainnya melintasi wilayah Yogyakarta, yakni Sesar Progo, Sesar Oya, Sesar Dengkeng dan Sesar Mataram. Yang terakhir dilaporkan merupakan sesar terbaru, yang membentang di bagian timur dan baru terpetakan. [rri]

Share