BMKG Ajak Petani Sekolah Iklim Cegah Gagal Panen

TRANSINDONESIA.co | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Barat menggelar Sekolah Lapangan Iklim (SLI) mengajak khusus para petani. Kehadiran SLI bertujuan membantu petani mengelola pertanian berdasarkan iklim.

“Sebab saat ini perubahan iklim menjadi nyata sehingga pola ini harus disesuaikan. Antisipasi mengurangi dampak iklim ekstrem sangat penting bagi petani,” kata Kepala Balai Besar BMKG Wilayah II Kalimantan Barat Hartanto saat memantau SLI di Desa Kebong, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Selasa (6/6/2023).

Hartanto menyatakan, hasil pertanian sangat  tergantung pada kondisi Iklim. Apalagi, peristiwa iklim ekstrem seperti kekeringan dan banjir sering mengakibatkan gagal panen.

“Karenanya kami akan mengawal petani dari sejak tanam hingga panen bekerja sama dengan Dinas Pertanian. Diharapkan SLI memberikan korelasi positif bagi petani meningkatkan hasil panen,” kata Hartanto.

Dijelaskan, dalam SLI  petani diajarkan  memahami informasi iklim (prakiraan) untuk mendukung kegiatan pertanian mereka. “Terutama, dalam menentukan awal tanam dan memilih varietas tanaman tepat, berdasarkan variabilitas serta kondisi iklim,” ujarnya.

Sementara itu, para petani setempat antusias mengikuti program SLI BMKG. Seorang petani Ridwan menilai, mengikuti SLI penting lagar mampu membaca potensi cuaca hingga hama menyerang lahan pertanian.

“Kita dapat memprediksi yang terjadi, maka otomatis hasil pertanian kita meningkat karena antisipasi dapat dilakukan secara dini. Sebelumnya kita hanya main kira-kira saja maka hasilnya tidak maksimal,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang Martin Nandung mengharapkan, produktivitas meningkat seiring pemahaman iklim oleh petani bertambah. Sehingga, lanjutnya, biasanya musim tanam hanya dua kali setahun dapat dilakukan tiga kali.

“Kawasan Kelam ini memang memiliki potensi bagus untuk pertanian sawah di Sintang. Harapannya nanti para petani berbagi pengetahuan mereka tentang iklim pada para petani lainya di Kabupaten Sintang,” ujarnya. [rri]

Share