Hadirnya RMQC Ubah Wajah Batu Ampar Jadi Pelabuhan Modern

TRANSINDONESIA.co | Harap-harap cemas, menghiasi wajah-wajah yang hadir pada Ahad 9 April 2023, tak terkecuali pada raut wajah Muhammad Rudi, Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) yang hadir dan menyaksikan langsung bagaimana RMQC (Rail Mounted Quay Crane), STS (ship to shore) Crane pesanan BP Batam turun dari MV Dong Bang Giant No.1.

Namun, ketika Giant Crane itu bergerak turun perlahan, sementara ketinggian permukaan kapal tetap harus dijaga dengan ketat oleh para kru Dong Bang Giant itu dan beberapa teknisi terkait, senyum pun akhirnya mengembang di bibir Muhammad Rudi.

Impiannya, akan wajah baru Batu Ampar yang bisa menyejajarkan diri setara dengan Port of Singapore akan terwujud di tahun-tahun mendatang. Dan dia, adalah bagian dari proses perubahan akan etalase Batam di laut yang berhadapan langsung dengan Singapura.

Gerakan turunnya, Giant Crane itu sangat perlahan, namun terukur dan pastinya faktor safety sangat diperhatikan. Untungnya laut saat itu, terhitung tenang, hingga tidak sampai 1 jam, Giant Crane itu sudah menjejak di bumi Batu Ampar, tempat segudang asa coba diapungkan menjadi pelabuhan modern sekelas yang ada di Singapore.

“Alat ini sudah kami pesan sejak 2022, namun proses panjang harus dilalui dan alhamdulilah April ini sudah sampai di sini,” begitu M Rudi menjelaskan saat ditanya oleh awak Media, di atas Dek Dong Bang Giant No.1 MV.

Lebih lanjut Rudi menambahkan, “Era baru Batu Ampar, kita mulai sejak hadirnya Giant Crane ini. Berpuluh tahun, mereka masih itu-itu saja, bongkar muat dengan mobile crane, satu kontainer butuh waktu sekitar 35-40 menit. Buat seorang pebisnis, ini sangat lambat, dengan hadirnya wahana ini, waktu proses pun bisa dipersingkat hingga hanya kurang dari 2 menit. Karena dalam satu jam, alat ini bisa memindahkan kurang lebih 35 container. Ada lompatan jauh yang kita hadirkan dan peran teknologi canggih terkini berada di dalamnya”.

Bukan hanya hadirnya RMQC (Rail Mounted Quay Crane) saja yang menjadikan Batu Ampar jadi pelabuhan modern yang difasilitasi oleh PT POLA GONDOLA ADIPERKASA-KORIN KSO (Penyedia Jasa). 20 ha lebih lahan, yang sebagian kini masih berupa laut yang siap ditimbun sedang dipersiapkan yang nantinya akan jadi Container Yard.

Secara khusus, seorang Jaksa dari Kajati Kepri yang ditugaskan sebagai Pendamping Proyek Strategis (PPS) di hari sebelumnya mengatakan, “Proyek ini harus dikawal, agar tidak terhalang oleh kendala. Terus lagi, penyiapan lahan sebagai area Container Yard seluas lebih 20 hektar itu meski memakan biaya yang lumayan besar namun valuasi proyek itu akan bernilai trilyunan atas manfaat yang akan didapatkan nantinya,” ujar salah seorang jaksa yang menjadi PPS itu.

Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) Muhammad Rudi meninjau fasilitas RMQC (Rail Mounted Quay Crane), STS (ship to shore) Crane di Dermaga Pelabuhan Batu Ampar, Kepulauan Riau, Ahad 9 April 2023. [Transindonesia.co /Istimewa]

“Jadi, jika selama ini, pasir di kawasan Kepri banyak dikirim untuk menimbun ke negara jiran, saatnya kini digunakan untuk menimbun dan dijadikan kawasan pelabuhan di daerah sendiri,” lanjut sang Jaksa itu.

Dengan hadirnya RMQC STS di Pelabuhan Batu Ampar itu, dimana selama ini lalu lintas kontainer di Pelabuhan Batu Ampar mencapai 600 ribu TEU (Twenty Foot Equivalent Unit) per tahun akan mereduksi  waktu bongkar muat di mana selama ini dari 35-40 menit menjadi kurang dari 2 menit saja.
Bukan hanya itu, harapan Ka BP Batam pun mengemuka, bahwa ketika sarana bongkar muat dan tempat timbun kontainer sudah disiapkan dengan baik, baik jumlah maupun kecepatan eksekusinya, unsur terkait pun diharapkan berbenah dan sinkron atas kemajuan kecepatan penanganan di pelabuhan. Dengan proyeksi pergerakan bongkar muat dengan alat baru kini, bukan tidak mungkin, di tahun depan kapasitas  pergerakan lalu lintas kontainer di Pelabuhan Batu Ampar bisa naik 50 % menjadi 900 ribu TEU.

Batam, dalam hal ini BP Batam sudah menyiapkan infrastruktur di sisi darat dengan modernisasi peralatan lewat RMQC yang tiba kemarin. Namun tentunya, dari sisi laut dimana itu menjadi wilayah wewenang KSOP yang berada dibawah Departemen Perhubungan pun diharapkan juga menambah operasional kapal pandu dan pelayanan kepelabuhan bersama instansi terkait.

“Waktu bongkar kan bisa lebih cepat, otomatis antrian kapal masuk pun bisa lebih banyak dan bisa diestimasikan. Pihak KSOP mengawal lewat operasinal Kapal Pandu dan Layanan Kepelabuhan yang sinergi dengan instansi lainnya terkaitnya. Ini yang ditunggu oleh pelaku bisnis, kecepatan penanganan dan tentunya sesuai prosedur,” ujar M Rudi lagi.

Berbenahnya Batam bukan hanya diterapkan di pelabuhan, Bandara Hang Nadim pun dipersiapkan hal yang sama.

“Sekarang eranya teknologi diterapkan di berbagai lini dan hadirnya Crane Raksasa itu adalah bagian kita menjawab tantangan masa depan dengan teknologi. Batam kan daerah Free Trade Zone, daerah kawasan bebas, yang barang apa saja boleh masuk. Sekarang masuk barang yang dibutuhkan oleh Warga Batam. Ke depan, bukannya tidak mungkin kita jadi Hub Logistik bagi negara lain atau daerah lain di Indonesia”.

Ketika diingatkan akan MOU antara Pihak Batam dan Evergreen tentang janji mereka akan menitipkan Cargonya ke Batam, Ka BP Batam pun menjawab dengan lugas, “Sekarang tugas terpenting kita adalah menyiapkan segala sesuatunya sesuai dengan standar internasional. Begitu kita siap, baru tagih. Jangan belum siap kita sudah tagih, akan kacau nantinya. Yang penting kita siapkan semuanya, sarana, prasarana, pemanfaatan teknologi dan penyiapan tenaga-tenaga muda yang handal untuk menanganinya,” lanjut M Rudi.

Di akhir perbincangan, “Batam akan terus berbenah diri dan menjadi kawasan modern yang diidamkan. Sampai kapan? Insya allah, sampai akhir masa kita di dunia ini,” ujar Ka BP Batam menutup pembicaraan.[mic]

Share