TRANSINDONESIA.co | Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa mantan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, Kamis (16/2/2023). Irwandi bakal dimintai keterangan sebagai saksi dalam kasus dugaan gratifikasi terkait proyek pembangunan infrastruktur dengan tersangka mantan Panglima Gabungan Aceh Merdeka (GAM) IA.
Demikian disampaikan Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/2/2023). “Pemeriksaan dilakukan di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi,” kata Ali.
Ali mengatakan Irwandi sudah mendatangi Gedung Merah Putih KPK dan kini sedang diperiksa penyidik. “Sudah di ruang pemeriksaan lantai dua,” ucap Ali.
Untuk diketahui, Irwandi merupakan mantan terpidana dalam perkara ini. Dia bebas pada 25 Oktober 2022 lalu.
Sebelumnya, KPK telah menahan mantan Panglima Gabungan Aceh Merdeka (GAM) IA. Ia merupakan buronan kasus dugaan penerimaan gratifikasi dermaga bongkar pada kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang, Aceh.
IA yang merupakan tangan kanan Irwandi ini telah ditahan selama 20 hari pertama. Dia ditahan usai ditangkap pada Selasa, 24 Januari 2023.
“Tim penyidik menahan tersangka IA untuk 20 hari pertama. Terhitung mulai 25 Januari 2023 sampai dengan 13 Februari 2023 di Rutan KPK pada Kavling C1 Gedung ACLC,” ujar Wakil Ketua KPK Johanis Tanak, Rabu (25/1/2023).
Kasus ini bermula saat adanya proyek pembangunan Dermaga Bongkar pada Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas di Sabang, Aceh. Proyek itu dibiayai dengan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Ketika proyek berjalan, Irwandi diduga menerima uang sebagai gratifikasi dengan istilah jaminan pengamanan. Gratifikasi tersebut diberikan dari pihak Board of Management (BOM) PT Nindya Sejati Joint Operation yaitu Heru Sulaksono dan Zainuddin Hamid.
Johanis mengatakan Irwandi meminta IA untuk menjadi perantara penerima uang dari Heru dan Zainudin. Duit panas itu diberikan dari 2008 sampai 2011.
“Dengan nominal bervariasi. Mulai dari Rp10 juta sampai dengan Rp3 miliar hingga total berjumlah Rp32,4 miliar,” ucap Johanis.
Uang gratifikasi itu diterima di sekitaran rumah IA di Kota Banda Aceh. Duit panas yang dikumpulkan digunakan untuk operasional Irwandi.[rri]