Sebuah Satelit NASA akan Jatuh dari Angkasa
TRANSINDONESIA.co | Sebuah satelit milik Badan Penerbangan dan Antariksa AS (National Aeronautics and Space Administrations/NASA) yang berusia 38 tahun yang sudah pensiun akan jatuh dari angkasa.
NASA mengatakan pada Jumat (6/1) bahwa kemungkinan puing-puing satelit itu jatuh menimpa manusia “sangat kecil.” Sebagian besar dari satelit seberat 2.450 kilogram itu akan terbakar saat memasuki atmosfer Bumi, menurut NASA. Namun, beberapa bagian diperkirakan akan utuh.
Badan antariksa itu menyebut kemungkinan cedera akibat puing-puing yang jatuh itu adalah sekitar 1 banding 9.400.
Departemen Pertahanan AS mengatakan satelit sains itu diperkirakan akan jatuh sekitar 17 jam lebih cepat atau lebih lambat pada Minggu (8/1) malam.
Namun, Aerospace Corp. yang berbasis di California menargetkan satelit akan jatuh lebih cepat atau lebih lambat 13 jam pada Senin (9/1) pagi, di jalur yang melintasi Afrika, Asia, Timur Tengah, dan wilayah paling barat Amerika Utara dan Selatan.
Satelit Anggaran Radiasi Bumi, yang dikenal sebagai ERBS, diluncurkan pada tahun 1984 naik pesawat ulang-alik Challenger. Meskipun masa kerja yang diharapkan adalah dua tahun, satelit itu terus melakukan pengukuran ozon dan atmosfer lainnya sampai pensiun pada 2005. Satelit itu mempelajari bagaimana Bumi menyerap dan memancarkan energi dari matahari.
Satelit itu dilepas secara khusus oleh Challenger. Perempuan pertama Amerika di luar angkasa, Sally Ride, melepaskan satelit itu ke orbit menggunakan lengan robot pesawat ulang-alik itu. Misi yang sama juga menampilkan spacewalk pertama oleh seorang perempuan AS: Kathryn Sullivan. Itu adalah pertama kalinya dua astronot perempuan terbang ke luar angkasa bersama.
Itu adalah penerbangan antariksa kedua dan terakhir bagi Ride, yang meninggal pada 2012. [voa]