Tahun 2022 Menewaskan Paling Banyak Wartawan Meksiko

TRANSINDONESIA.co | Tahun 2022 merupakan tahun yang paling banyak menelan korban jiwa dalam setidaknya 30 tahun terakhir bagi wartawan dan pekerja media di Meksiko, di mana sedikitnya 15 wartawan dibunuh.

Dua laki-laki bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembaki kendaraan lapis baja wartawan radio dan televisi Ciro Gómez Leyva, kurang 200 meter dari rumahnya Kamis malam lalu (15/12). Wartawan itu menggambarkan serangan itu dan memasang foto kendaraannya yang penuh lubang peluru di media sosial.

Solidaritas telah tumbuh di kalangan korps pers Meksiko di tengah pembantaian, dan para wartawan bersuara lantang setiap terjadi pembunuhan. Mereka juga menentang narasi lama pemerintah bahwa para korban bukan wartawan sejati, atau korup.

Namun pembunuhan wartawan, yang menurut perhitungan Associated Press telah mencapai 15 orang, terus meningkat.

Kebanyakan wartawan yang tewas tahun ini adalah wartawan di kota-kota kecil yang menjalankan kantor sendiri dengan sedikit uang. Lainnya adalah pekerja lepas, termasuk untuk publikasi nasional, di kota-kota besar seperti Tijuana.

Penyerang pada hari Kamis (15/12) juga menarget wartawan Flavio Reyes de Dios, direktur situs berita online di Palenque, sebuah kota kecil di selatan negara bagian Chiapas. Sebuah kendaraan tanpa nomor plat mengikutinya dan menabrak sepeda motornya, melukai wartawan tersebut, kata kelompok advokasi pers “Article 19.”

Insiden itu hanya menarik sedikit perhatian. Namun, menjadi berita nasional setelah diberitakan oleh Ciro Gómez Leyva, yang merupakan salah satu wartawan paling berpengaruh di Meksiko. Ia adalah kritikus reguler pemerintah dan sering menjadi sasaran kecaman Presiden Andrés Manuel López Obrador.

Namun, López Obrador pada Jumat (16/12) mengutuk upaya pembunuhan Ciro Gómez Leyva. Ia mengatakan meskipun mereka memiliki perbedaan, “sangat tercela untuk menyerang siapa pun.”

Perwakilan Meksiko di Committee to Protect Journalists, Jan-Albert Hootsen, mengatakan satu-satunya negara di mana semakin banyak wartawan dibunuh adalah Ukraina, yang sedang melawan invasi Rusia. “Kami mulai mengumpulkan data pembunuhan wartawan pada tahun 1992, dan tahun ini merupakan tahun terjadinya pembunuhan wartawan tertinggi dalam satu tahun. Kami juga dapat mengatakan bahwa tampaknya tahun ini merupakan masa enam tahun kepresidenan yang paling mematikan, yang berarti periode paling menelan banyak korban jiwa dalam satu masa jabatan presiden jika tren ini terus berlanjut,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Andrés Manuel López Obrador, pada saat masa kampanya dan masa kepresidenan, telah semakin berhasil mempolitisasi jurnalisme di Meksiko lebih buruk dibanding dalam ingatan baru-baru ini.” [voa]

Share