Pangkas Inflasi, Bank Sentral AS Pertahankan Suku Bunga Lebih Tinggi
TRANSINDONESIA.co | Federal Reserve atau Bank Sentral AS akan menerapkan suku bunga yang lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya dan akan mempertahankannya lebih lama, kata Ketua Fed, Jerome Powell Rabu (30/11), dalam komentar yang mungkin untuk menekankan fokus Fed dalam memerangi inflasi yang membandel.
“Kenyataannya adalah ke depannya inflasi sangat tidak pasti. Sekarang mari kita kesampingkan prakiraan dan sebaliknya melihat kondisi ekonomi secara luas. Sejalan dengan waktu, kita perlu menurunkan inflasi menjadi dua persen. Untuk mengawalinya, kita perlu menaikkan suku bunga ke tingkat yang cukup dibatasi untuk mengembalikan inflasi ke angka dua persen.
Dalam pidato tertulis yang akan disampaikan ke Brookings Institution, Powell juga mengisyaratkan Fed mungkin menaikkan suku bunga utamanya dengan kenaikan yang lebih kecil pada pertemuan bulan Desember, hanya setengah poin, setelah empat kali kenaikan 0,75 persen berturut-turut.
Tetapi Powell juga menekankan bahwa kenaikan yang lebih kecil ini tidak seharusnya dianggap sebagai tanda bahwa Fed akan menghentikan perjuangannya untuk melawan inflasi dalam waktu dekat.
“Besar kemungkinan bahwa memulihkan stabilitas harga akan membutuhkan upaya menahan suku bunga pada tingkat yang dibatasi selama beberapa waktu, kata Powell. “Sejarah memberi peringatan keras menentang kebijakan pelonggaran sebelum waktunya.”
Powell mengakui ada kabar baik pada sisi inflasi, yaitu turunnya harga barang seperti mobil, furnitur, dan peralatan rumah tangga. Ia juga mengatakan bahwa uang sewa dan biaya lain terkait rumah yang merupakan sepertiga dari indeks harga konsumen, cenderung turun tahun depan.
Tetapi biaya jasa layanan, yang mencakup makan di luar, bepergian, dan layanan kesehatan, masih meningkat dengan cepat dan kemungkinan akan jauh lebih sulit dikendalikan, katanya. [voa]