IAEA Tentang Pembuangan Limbah Radioaktif di Jepang
TRANSINDONESIA.co | Seorang pejabat Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Jumat (18/11) mengatakan bahwa perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah air dari bencana nuklir Fukushima Daiichi aman atau tidak.
Berbicara di Tokyo, Direktur Koordinator untuk proyek ALPS Fukushima di Departemen Keselamatan dan Keamanan Nuklir, Gustavo Caruso, menyarankan tinjauan lebih lanjut diperlukan dan IAEA akan mempresentasikan temuan mereka kepada pihak berwenang Jepang.
Caruso dan sekelompok inspektur menuntaskan kunjungan kedua ke pembangkit tersebut dan telah menghubungi Tokyo Electric Power Company (TEPCO) dan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang mengenai rencana mereka untuk membuang air limbah radioaktif yang diolah.
Pada 2011, gempa besar dan tsunami menghancurkan sistem pendingin pembangkit nuklir Fukushima. Tiga reaktor hancur dan lepasnya radiasi dalam jumlah besar.
Air yang digunakan untuk mendinginkan tiga reaktor inti yang rusak, yang masih mengandung radioaktif tinggi, sejak itu merembes keluar tetapi dikumpulkan dan disimpan dalam tangki.
Pemerintah dan TEPCO berencana mulai melepaskan air olahan itu secara bertahap pada musim semi 2023. [voa]