Giorgia Meloni, PM Perempuan Pertama di Italia Sejak Perang Dunia II
TRANSINDONESIA.co | Giorgia Meloni, pemimpin Partai Brothers of Italy, hampir dapat dipastikan akan menjadi perdana menteri perempuan pertama di Italia setelah memenangkan pemilu nasional pekan lalu. Siapakah Giorgia Meloni yang sejak awal sudah bersuara lantang sebagai seorang perempuan, ibu dan pemimpin partai paling konservatif di Italia itu?
Giorgia Meloni, pemimpin Partai Brothers of Italy, hampir dapat dipastikan akan menjadi perdana menteri perempuan pertama di Italia setelah memenangkan pemilu nasional pekan lalu. Siapakah Giorgia Meloni yang sejak awal sudah bersuara lantang sebagai seorang perempuan, ibu dan pemimpin partai paling konservatif di Italia itu?
“Saya Giorgia Meloni. Saya berusia 45 tahun dan saya Presiden Persaudaraan Italia, partai politik konservatif di Italia,” jelasnya.
Itulah salah satu petikan pernyataan Meloni ketika ia baru mulai berkampanye awal tahun ini. Pernyataan yang senantiasa mengawali pidato kampanyenya itu diperluas pekan lalu menjadi…“Saya Giorgia. Saya seorang perempuan. Saya seorang ibu. Saya warga negara Italia. Saya seorang Kristen. Anda tidak dapat merenggut itu dari saya. Tidak bisa!.”
Dengan pesan yang menyatukan Kekristenan, keibuan dan patriotisme, Giorgia Meloni menjadi sangat populer, dan hampir dapat dipastikan pekan ini ia menjadi perdana menteri perempuan pertama dan pemimpin sayap kanan pertama yang menjadi orang nomor satu di Italia pasca Perang Dunia Kedua.
Meskipun Partai Brothers of Italy pimpinannya memiliki akar neo-fasis, Meloni telah berupaya menghilangkan kekhawatiran tentang warisan partai itu dengan mengatakan para pemilih sudah bosan dengan perdebatan semacam itu.
Namun ada tanda-tanda yang mengganggu bahwa warisan neo-fasis itu tidak dapat dilepaskan begitu saja dari partainya. Simbol partai – termasuk gambar api tiga warna – berasal dari partai neo-fasis yang dibentuk tak lama setelah perang berakhir.
“Jelas bagi saya bahwa hasil yang muncul dari proyeksi pertama menunjukkan dalam pemilu kali ini warga Italia telah memberikan indikasi jelas bahwa mereka menginginkan pemerintah kanan-tengah dipimpin oleh Brothers of Italy,” terangnya.
Namun dengan rendah hati Meloni juga menyampaikan penyesalannya karena begitu sedikitnya jumlah warga Italia yang memberikan suara.
“Saya hanya bisa menyesali malam ini karena rendahnya angka partisipasi politik. Masih banyak warga Italia yang memilih untuk tidak memberikan suara mereka,” imbuh Meloni.
Meloni Tolak Tuduhan Neo-Fasis
Jika Meloni, yang berusia 45 tahun, dikukuhkan sebagai perdana menteri, maka berarti ini terjadi hampir 100 tahun setelah Benito Mussolini, diktator fasis Italia, berkuasa pada Oktober 1922.
Tiga tahun lalu, Meloni dengan bangga sempat memperkenalkan Caio Giulio Cesare Musolini, cicit diktator itu, sebagai salah satu kandidatnya untuk Parlemen Eropa; meskipun akhirnya kalah.
Kepala jajak pendapat YouTrend, Lorenzo Pregliasco, bagi sebagian besar pemilih Italia saat ini, pertanyaan tentang anti-fasisme dan neo-fasisme bukan pertanyaan soal “depan dan tengah.”
Tetapi Meloni masih sensitif terhadap kemungkinan kecaman internasional ketika ia menjabat sebagai perdana menteri, dan karenanya lebih memilih istilah konservatif daripada sayap kanan untuk menggambarkan partainya. Ia juga baru-baru ini merekam pesan video dalam bahasa Inggris, Prancis dan Spanyol yang mengatakan hak Italia “telah memasukkan fasisme sebagai bagian sejarah puluhan tahun lalu, dan dengan jelas mengutuk penindasan demokrasi dan undang-undang anti-Yahudi yang tercela.”
Hal ini merujuk pada sebuah undang-undang tahun 1938 yang melarang sekelompok kecil warga Yahudi untuk ikut serta dalam bisnis, pendidikan dan aspek lain dari kehidupan sehari-hari warga Italia. Undang-undang itu membuka jalan bagi deportasi banyak orang Yahudi-Italia ke kamp kematian Nazi selama pendudukan Jerman di Italia pada tahun-tahun setelah Perang Dunia Kedua.”
Hasil Penghitungan Suara Hampir Final
Meloni telah bersekutu dengan partai liga sayap kanan pimpinan Matteo Salvini, yang seperti Meloni, juga mendukung tindakan keras terhadap migrasi ilegal. Sekutu lainnya adalah partai kanan-tengah Forza Italia pimpinan mantan perdana menteri Silvio Berlusconi.
Hasil penghitungan suara yang mendekati akhir menunjukkan koalisi kanan-tengah menjaring sekitar 44 persen suara parlemen, dengan Partai Brother’s of Italy pimpinan Meloni merebut sekitar 26% suara. Mitra koalisinya memperoleh sisanya, yaitu liga anti-migran pimpinan Matteo Salvini meraih hampir sembilan persen dan Forza Italia yang lebih moderat pimpinan mantan perdana menteri Silvio Berlusconi meraih sekitar delapan persen.
Partai Demokrat yang berhaluan kiri-tengah dan sekutunya meraih sekitar 26 persen, 5-Star Movement, yang telah menjadi peraih suara terbesar dalam pemilu parlemen tahun 2018, meraih sekitar 15 persen.
Jumlah pemilih sendiri merupakan yang terendah dalam sejarah Italia yaitu 64 persen.
Tahun lalu, Partai Brothers of Italy adalah satu-satunya partai besar yang menolak bergabung dengan koalisi persatuan pandemi nasional yang dipimpin Perdana Menteri Mario Draghi. Pemerintahan Draghi runtuh bulan lalu setelah tiba-tiba ditinggalkan oleh Salvini, Berlusconi dan pemimpin 5-Star Movement Giuseppe Conte yang semuanya disibukkan dengan nasib partai mereka yang merosot dalam jajak pendapat dan pemilu lokal.
Meloni telah minta maaf atas “nada” pidatonya di Spanyol bulan Juni lalu ketika ia menggalang dukungan bagi Vox, sebuah partai sayap kanan Spanyol. “Mereka akan mengatakan kami berbahaya, ekstremis, rasis, fasis, penyangkal dan homophobia,” ujar Meloni dengan suara menggelegar, dan ia mengakhiri kalimat itu dengan berteriak “ini untuk keluarga kami! Tidak untuk lobby LGBT! Ya untuk identitas seksual! Tidak bagi ideologi gender.”
Meloni Janji Jaga Identitas Kristen Eropa
Menurut memoarnya pada tahun 2021 “I am Giorgia” atau “Saya Giorgia,” sebagai besar identitasnya terbentuk ketika ia tumbuh di lingkungan kelas pekerja di Garbatella, Roma. Pada usia 15 tahun ia telah bergabung dengan cabang pemuda Gerakan Sosial Italia, partai neo-fasis dengan simbol api, dan menempelkan poster-poster politik di ibu kota.
Ketika berusia 31 tahun ia ditunjuk menjadi menteri pemuda di pemerintahan ketiga dan terakhirnya. Tetapi pada tahun 2012 ia merintis jalannya sendiri dengan mendirikan Partai Brothers of Italy.
Salvini dan Meloni sama-sama mengatakan mereka menjaga apa yang disebut sebagai identitas Kristen Eropa. Salvini kerap mencium rosario yang menjuntai dan mengenakan salib besar di dadanya yang sering terbuka. Sementara Meloni mengenakan salib kecil yang terkadang mengintip dari blusnya.
Partai Brothers of Italy mendukung langkah Draghi untuk mengirim senjata ke Ukraina, bahkan ketika Salvini dan Berlusconi – yang merupakan pengagum terbuka Presiden Rusia Vladimir Putin – hanya mengeluarkan dukungan suam-suam kuku. Meloni juga membela aliansi NATO yang dikomandoi Amerika, sesama negara G7. Tetapi ia juga kerap menilai aturan Uni Eropa sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Italia. [voa]