Rocky Gerung: Capres Harus Punya Etikabilitas dan Intelektualitas
Anies punya etikabilitas, intelektualitas, gagasan dan konsep.

TRANSINDONESIA.co | Masyarakat diingatkan agar jeli dalam melihat sosok calon presiden (Capres) pada 2024 mendatang. Seharusnya masyarakat tidak lagi melihat Capres hanya berdasarkan pada elektabilitas semata, tapi lebih penting dari itu harus juga dilihat etikabilitas dan intelektualitasnya.
“Pemimpin itu bukan hanya soal elektabilitas, tapi yang pertama kali dia harus lolos etikabilitas. Artinya tidak korup, tidak berbohong, tidak mau dimanfaatkan dan tidak berpikir curang,” ujar Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Rocky Gerung di hadapan peserta Diskusi Publik Menguji Calon Pimpinan Nasional (Capimnas) 2024 yang diselenggarakan ALINSAN di White House, Jakarta, Kamis lalu (8/9/2022).
Selain etikabilitas, lanjut Rocky, hal penting lainnya adalah intelektualitas, yakni kemampuan untuk mengucapkan pikiran, dan memberi harapan dan gagasan yang kuat ke masa depan. Jika kedua hal tersebut sudah lolos, barulah dilihat atau bicara elektabilitas. “Jadi urutannya jelas, etikabilitas, intelektualitas dan elektabilitas,” tegas Rocky.
Menurut Rocky, etikabilitas dan intelektualitas tersebut menjadi penting dipertimbangkan untuk melihat Capres 2024 mendatang karena masyarakat menginginkan figur pemimpin baru yang punya kecerdasan, ide dan gagasan. Disebutkan Rocky, selama ini bahkan tujuh tahun terakhir ini, Indonesia kehilangan jejak akademis, jejak keadilan dan pemimpin miskin ide dan gagasan.
“Masyarakat ingin ada jejak baru. Publik ingin pemimpin mendatang sosok yang punya kecerdasan,” bebernya.
Pertanyaannya, siapa sosok tokoh Capres 2024 yang punya kreteria tersebut?
Menurut Rocky, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan punya kreteria dimaksud. Dia menyebutkan, berdasarkan hasil survey Lembaga survey Ide Cipta Research and Consulting (ICRC) menunjukkan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan Anies selama menjabat Gubernur DKI Jakarta mencapai 76,9 persen. Faktor penilaian tertinggi yang diberikan publik lebih kepada hasil kinerjanya.
“Anies oke. Saya sudah tahu alam pikirannya. Anies punya konsep,” ucap Rocky.
Senada dengan Rocky Gerung, Ketua Umum Lintas Komunikasi Alumni Jerman, Meidy Juniarto, menambahkan sosok Anies yang kini menjabat Gubernur DKI Jakarta paling tepat menjadi Presiden 2024 mendatang. Menurutnya, selain punya etikabilitas, intelektualitas dan elektabilitas, Anies juga kredibel, nasionalis, takwa, sabar, empaty dan sifat kasih sayang kepada sesama, terutama orang tuanya.
Begitu juga ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta, sebut Meidy, banyak prestasi diraih Anies. Salah satunya, Anies mampu mengubah Kota Jakarta menjadi lebih bersih, indah dan tertata rapi. Bahkan kondisi Jakarta saat ini tidak jauh beda dengan di Eropa.
“Tiga belas tahun tinggal di Eropa, saya menikmati kebersihan dan keindahan kotanya. Dan sekarang dibuktikan oleh Anies Baswedan. Perubahan itu setelah Anies terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Saya sebagai pecinta sepeda betul-betul menikmati sarana yang dibangun Pak Anies memprioritaskan kepentingan masyarakat umum seperti jalur sepeda,” ujar Meidy.
Sementara, Direktur ALINSAN Legisan S. Samtafsir, mengatakan Diskusi Publik mengangkat tema “Menguji Capimnas 2024” selain menghadirkan narasumber Rocky Gerung dan Meidy Juniarto, juga Ramadhan Pohan (CEO KBA News), Hadi Suprapto Rusli (Direktur ICRC) dan Abdurrahman Syebubakar (Institute for Democracy Education (Ide).
Menurut Legisan, tema “Menguji Capimnas 2024” sengaja diangkat untuk mencari sosok Capres yang tepat di Pilpres 2024 mendatang. Sebab Indonesia sebagai bangsa besar, luas, memiliki sumber alam melimpah dibutuhkan sosok pemimpin yang hebat dan mampu mengubah Indonesia dari ketertinggalan.
Disebutkan Legisan, sejumlah negara seperti Korea Selatan, Jepang, Singapura dan Malaysia bisa maju dan berkembang tidak bisa dilepaskan dari sosok pemimpin yang hebat. Bahkan dibandingkan Indonesia, bangsa-bangsa tersebut dulunya tertinggal, bahkan jika dilihat sumber daya alamnya, kalah dari Indonesia.
“Indonesia bangsa yang hebat, besar, melimpah sumber daya alamnya, tapi sampai hari ini masih tertinggal. Apalah bedanya dengan Singapura dan Malaysia. Alamnya sama, tapi Indonesia jauh tertinggal dengan kedua negara tetangga itu. Singapura tidak ada bedanya dengan Batam. Bahkan tak berbanding Sumber daya alamnya dengan Korea Selatan dan Jepang. Tapi apa yang kita lihat, kedua negara itu jauh dan sangat maju dari Indonesia,” papar Legisan. [rls]