Reformasi Birokrasi Secara Kultural

TRANSINDONESIA.co | Restorasi Meiji di jepang, revolusi industri, revolusi Perancis, revolusi Amerika dapat dijadikan acuan mereformasi birokrasi. Semangat pembaharuan untuk adanyanyabtatanan baru yangbout of the box atau melepas belenggu cara berpikir (captive mind).

Semua dimulai atas keberanian keluar dari zona nyaman. Kata kata reformasi birokrasi sering diungkapkan bahkan menjadi jargon dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Terutama reformasi secara kultural. Reformasi birokrasi secara kultural seingkali sebatas seremonial, fakta tidak sesuai dengan harapan.

Fakta berbeda antara ideal dengan aktual bahkan bisa bertentangan. Hal tersebut direfleksikan dari core valuenya. Political will yang mempertahankan status quo dan keengganan keluar dari zona nyaman menunjukan anti perubahan yang sangat kental.

Kaum mapan dan nyaman memiliki kekuatan dan kekuasaan serta sumber daya besar untuk memelihara berbagai dominasi dan pendominasiannya di berbagai sumber daya. Mereka tidak mau kehilangan previledgenya sehingga terus berupaya mempengaruhi political will. Model feodalisme dengan cara konvensional, parsial dan manual serta pemdekatan personal terus dipertahankan. Core value berbeda bahkan bertentangan dengan yang ideal, kehormatan semu,kebanggaan materi semua masih bercokol dan menjadi pujaan.

Perubahan mendasar reformasi birokrasi secara kuktural yang mendasar, dimulai dari pemimpinnya. Pemimpin demgan kepemimpinan yang transformasional yang visioner dan mampu memperbaiki kesalahan, mampu memenuhi tuntutan, harapan, tantangan, kebutuhan bahkan ancaman di masa kini. Kebijakannya mencerahkan dan menyadarkan untuk melakukan perubahan. Mau tidak mau perubahan merupakan suatu keniscayaan. Perrubahan yang hakikindan mendasar membuat core value birokrasi makin mendekati yang ideal dan melakukan keutamaan.

Sesuatu yang eksisting tentu ada yang baik dan benar untuk ditumbuhkembangkan secara konsisten dan berkesinambungan. Standar operaional dsn pencapaian tujuan menjadi indeks keberhasilan dan produktifitasnya.

Menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan perubahan jaman untuk memperbaiki kesalahan masa lalu, mengatasi ancamannya serta untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik dengan berbasis keutamaanya beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1. Membuat rasionalisasi atas apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab dan dijabarkan dalam sop sebagai panduan implementasinya dalam grand strategi, aturan dan panduannya serta penyiapan sumber daya manusia yang akan mengawakinya.

2. Membangun program program visioner yang modern sesuai dengan visi misi reformasi birokrasi, pelayanan prima dan anti korupsi.

3. Mengimplementasikan Strategi:
a. akademik,
b. hukum ,
c. Operasional ,
d. media ,
e. soft power dan ,
f. politik.

4. Political will untuk mewujudkan point 1 sd 4.

5. Kepemimpinan yang transformatif.

6. Membangun tim transformasi sebagai back up system.

7. Membangun infrastruktur dan sistem sistem modern berasis IT yang menjadi baian intervensi maupun fungsi kontrol.

8. Memberdayakan sdm yang profesional yang dapat menjadi agen perubahan dan rolw model.

9. Program program unggulan di tempatkan dalam berbagai pilot projek.

10. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas dalam standar index keberhasilan dan pola pola pengembangannya.

Langkah langkah di atas tatkala memjadi komitmen, integritas diimplementasikan secara konsisten akan sangat membantu memberdayakan potensi potensi yang ada secara efektif dan efisien.

Reformasi birokrasi secara kultural merupakan sesuatu yang memdasar yang membuat birokrasi mampu bertahan dan memdapat kepercayaan publik.

Dasar birokrasi dalam negara yang modern dan demokratis dibangun berbasis:

1. Supremasi hukum
2. Mampu memberikan jaminan dan perlindungan Ham
3. Transparansi
4. Akuntabilitas
5. Berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat
6. Memberikan pelayanan prima kepada publik
7. Adanya pembatasan dan pengawasan publik.
8. Membangun infrastruktur dan sistem sistem yang saling terhubung (on line) dan bernasis elektronik
9. Membangun  dan menerapkan stem big data dan one stop service.
10. Membangun strategi kolaborasi multibstake holder antara pemerintah, sektor bisnis, pakar dan akademisi dan helix lainnya.

Ketahanan, daya tangkal bahkan daya saing  sepanjang jaman bukan yang kuat, bukan yang besar, bukan yang kaya melainkan yang mampu melakukan perubahan yang berbasis pada keutamaan secara dinamis mampu mengikuti bahkan melampaui disrupsi.*

Chrysnanda Dwilaksana 270822

Share