Taliban Kutuk Keras Serangan AS yang Tewaskan Al-Zawahiri
TRANSINDONESIA.co | Ayman al-Zawahiri adalah orang yang paling dicari di planet ini, sebagai pemimpin Al Qaeda, kelompok teroris yang ditakuti, yang melahirkan kelompok-kelompok afiliasi di seluruh dunia setelah serangan mengerikan di bumi Amerika pada 11 September 2001.
Sekarang, kata Presiden Joe Biden saat mengumumkan kematian Al-Zawahiri di Gedung Putih Senin sore (1/8), bahwa dia tidak lagi menjadi ancaman.
“Keadilan telah ditegakkan, dan pemimpin teroris ini tidak ada lagi. Orang-orang di seluruh dunia tidak perlu takut lagi pada pembunuh yang kejam dan tanpa henti itu. Amerika Serikat terus menunjukkan tekad dan kapasitas untuk membela rakyat Amerika melawan mereka yang berusaha untuk menyakiti kami. Kami memperjelas lagi malam ini: bahwa tidak peduli berapa lama, di mana pun Anda bersembunyi, jika Anda merupakan ancaman bagi rakyat kami, Amerika Serikat akan menemukan Anda dan membawa Anda keluar (dari persembunyian).”
Taliban Kutuk Serangan AS
Serangan rudal AS pada Minggu (31/7) pagi, yang menewaskan al-Zawahiri di Kabul, memicu kemarahan pemerintah Taliban, yang mengambil alih kendali Afghanistan kurang dari setahun yang lalu menyusul penarikan pasukan AS dan NATO setelah dua dekade di Afghanistan.
Pejabat senior Gedung Putih mengatakan operasi itu menarget sebuah rumah di Kabul dan dilakukan oleh pesawat nirawak, tanpa personel AS di darat. Para pejabat pemerintah juga mengatakan mereka menyimpulkan dengan “keyakinan tinggi” bahwa hanya al-Zawahiri yang terbunuh. Para pejabat mengatakan mereka tidak memberi tahu Taliban sebelum serangan itu.
Juru bicara kelompok itu mengutuknya sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap prinsip-prinsip internasional dan perjanjian Doha,” yakni perundingan pada tahun 2020 antara para pemimpin Taliban dan para pemimpin AS dan Barat di Qatar terkait rencana penarikan pasukan AS dan sekutu pada tahun berikutnya.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan, “Emirat Islam Afghanistan mengutuk keras serangan ini dengan dalih apa pun.”
Pemimpin Dunia Sambut Kematian al-Zawahiri
Sementara itu, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan pada hari Selasa bahwa warga Australia berbelasungkawa bagi para keluarga semua korban “aksi teror” Ayman al-Zawahiri.
“Zawahiri didakwa oleh Amerika Serikat atas perannya dalam pemboman kedutaan AS di Kenya dan Tanzania pada Agustus 1998, serangan yang menyebabkan 224 orang tewas dan lebih dari 4.500 terluka. Dia telah lama dituduh merencanakan serangan terhadap (kapal perang AS) USS Cole pada tahun 2000 di mana 17 pelaut AS tewas dan puluhan lainnya terluka. Pada tahun 2001, dengan berkonspirasi bersama Osama Bin Laden, dia mengoordinasikan serangan 11 September yang meratakan World Trade Center dan membunuh hampir 3.000 orang tak bersalah, termasuk warga Australia di tanah Amerika,” ujarnya.
Berbicara di depan parlemen pada hari Selasa (2/8), Albanese menambahkan, “Semoga mereka menemukan sedikit kelegaan bahwa dia tidak dapat menyebabkan lebih banyak kesedihan melalui aksi terornya, dan biarlah para teroris melihat bahwa Afghanistan tidak akan pernah menjadi tempat yang aman untuk kebencian, aksi teror dan serangan mereka terhadap kemanusiaan kita.”
Senator AS Ted Cruz memuji operasi itu. “Ini adalah pencapaian penting,” kata senator Texas itu dalam sebuah pernyataan. “Seluruh rakyat Amerika dapat bernapas lebih lega sekarang karena tahu Ayman al-Zawahiri, pemimpin al Qaeda, telah disingkirkan. Serangan ini harus menjadi pesan bagi teroris di mana pun: jika kalian bersekongkol untuk membunuh warga Amerika, kami akan mencari dan membunuh kalian.”
Mantan presiden AS Barack Obama memuji komunitas intelijen dan personel kontraterorisme, dan mengatakan serangan tersebut “adalah bukti bahwa membasmi terorisme tanpa berperang di Afghanistan mungkin dilakukan.”
“Dan saya berharap ini memberi sedikit kedamaian bagi keluarga 9/11 dan siapa pun lainnya yang telah menderita di tangan Al Qaeda,” cuit Obama.
PM Kanada Justin Trudeau menyebut kematian Zawahiri sebagai “satu langkah maju ke arah dunia yang lebih damai.”
Sementara itu kementerian luar negeri Saudi mengatakan, “Zawahiri dianggap sebagai salah seorang pemimpin terorisme yang memimpin perencanaan dan pelaksanaan operasi terorisme kejam di AS dan Arab Saudi.”
Biden sendiri mengatakan bahwa kematian Zawahiri dapat mengarah ke era baru.
“Kini, karena kita telah menyingkirkan emir Al Qaeda, ia tidak akan pernah lagi – tidak akan pernah lagi – menjadikan Afghanistan sebagai tempat berlindung yang aman karena ia telah lenyap. Anda tahu, ini (Afghanistan) tidak dapat lagi menjadi landasan peluncuran (serangan) terhadap AS. Kita akan pastikan bahwa ini tidak akan terjadi.”
Sementara itu, dalam beberapa tahun belakangan, Al Qaeda terus berkembang, meluncurkan grup-grup afiliasi yang melancarkan kekerasan di Timur Tengah, Afrika Barat dan Timur, serta di Asia Selatan.[voa]