Hafiz Mata Telinga Spesial

TRANSINDONESIA.co | Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menggelar Buka Puasa Bersama dan Peringatan Nuzul Quran, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Senin (18/4/2022) malam.

Peringatan Nuzul Quran setelah Tarawih, diisi ceramah Prof Said qHusein Al Munawwar tentang tururnnya Alquran, serta bagaimana Allah SWT memeliharanya hingga akhir zaman (kiamat). “Alquran itu dituliskan (dijadikan tulisan) oleh Sabahat Nabi, Umar Bin Khattab bertujuan untuk menjaga generasi yang akan meneruskan Alquran,” terangnya.

Bahkan dalam ceramah yang berlangsung hingga sekitar pukul 23.30 WIB itu, Prof Said menyebutkan bahwa keberadaan para penghafal Alqur’an merupakan orang yang terpilih. Sebab Allah berikan kelebihan dari mata dan telinganya.

“Bagi mereka (hafiz), mata dan telinganya spesial. Bisa melihat dan mendengar, jika ada tulisan dan bacaan yang tidak pas, langsung tahu. Apalagi sekarang sudah banyak kita tahu, banyak para penghafal Alqur’an kita, khususnya di Sumut sejak kepemimpinan Bapak Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah,” pungkasnya.

Sebelumnya dalam acara buka puasa bersama Ibu-Ibu Pengajian dan Keluarga Besar LPTQ Sumut, Gubernur Edy Rahmayadi menyampaikan rasa gembiranya bisa menggelar kembali acara berbuka puasa bersama di kediaman dinasnya. Sebab pada dua tahun terakhir, terkendala pandemi Covid-19 yang saat itu masih sangat mengkhawatirkan dengan tingkat penularan tinggi. “Kita bersyukur bisa berkumpul lagi. Karena tahun 2020-2021 kita tidak lakukan,” katanya.

Jadwal berbuka puasa bersama ini, kata Gubernur, digelar setiap hari bersama berbagai unsur masyarakat, semua kalangan. Dan kali ini, kegiatan dilanjutkan dengan peringatan Nuzul Quran atau turunnya Alqur’an di bulan Ramadan. “Makanya saya senang bisa berkumpul di sini,” jelasnya.

Sementara pada persiapan berbuka puasa, Ustaz Awaluddin Pulungan menyampaikan ceramah singkat tentang perbuatan jujur, terutama di bulan Ramadan. Sebab, puasa merupakan ujian yang membuat manusia terbiasa dengan kejujuran, dimana meskipun punya kesempatan untuk makan dan minum tanpa diketahui orang lain, seseorang tetap tidak melakukannya saat berpuasa.[don]

Share
Leave a comment