Warga Ukraina Berlindung di Stasiun Kereta Bawah Tanah di tengah Serangan Rusia
TRANSINDONESIA.co | Rasa takut yang menghinggapi melihat kemungkinan bahwa Rusia dapat menyerang wilayah ibu kota Kyiv setiap saat, banyak warga Ukraina pada Kamis (24/2) malam berlindung di stasiun kereta api bawah tanah, Kyiv.
Dalam waktu satu jam setelah hari mulai gelap, stasiun metro penuh dengan keluarga dan anak-anak, mengobrol, bermain, dan makan malam.
Orang-orang membawa perlengkapan tidur dan selimut mereka sendiri, juga anjing dan teka-teki silang, dengan harapan dapat mengisi malam yang panjang. Namun terlepas dari suasana ceria, banyak orang kelelahan dengan ketegangan yang terjadi pada Kamis (24/2) dan tampak sangat sedih dengan apa yang terjadi di negara mereka.
Pada Kamis (24/2) dini hari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer ‘khusus’ di Ukraina dan memperingatkan negara-negara lain bahwa setiap upaya untuk campur tangan pada tindakan Rusia, akan mengarah pada “konsekuensi yang belum pernah dilihat.”
Pengumuman Putin segera disusul dengan penembakan di bagian utara, timur dan selatan Ukraina, termasuk di wilayah Kyiv.
Seorang warga setempat, Bogdan Voytenko mengatakan, “(Saya di sini) karena saya pikir ini satu-satunya tempat di mana kami dapat bersembunyi di Kyiv. Semua tempat lain… menakutkan.”
Voytenko mengatakan, dia bersama dua temannya bermaksud bermalam di tempat perlindungan sementara dari serangan bom.
Mereka telah membawa kacang dan buah-buahan kering, serta kantong tidur untuk membuat malam mereka senyaman mungkin.[voa]