Biden dan Pemimpin Qatar Bahas Pasokan Energi ke Eropa Bila Rusia Invasi Ukraina

 

TRANSINDONESIA.co | Presiden AS Joe Biden dan Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dari Qatar bertemu di Gedung Putih hari Senin (31/1) dengan mengedepankan diskusi mengenai pasokan gas alam dari Qatar ke Eropa, jika Rusia menyerang Ukraina.

Pemimpin Qatar itu menjadi pemimpin Teluk Persia pertama yang menemui Biden di Washington dalam setahun terakhir kepresidenannya.

Pertemuan itu sengaja dijadwalkan ketika AS dan sekutu-sekutunya di Barat khawatir apabila mereka menerapkan sanksi ekonomi yang berat terhadap Rusia, apabila Rusia akhirnya menginvasi Ukraina – negara bekas Soviet, maka Presiden Rusia Vladimir Putin dapat membalas sanksi itu dengan memutus pasokan energi ke negara-negara Eropa Barat.

Rusia sendiri memasok sepertiga kebutuhan energi negara-negara Eropa Barat. Qatar, negara berpenduduk 2,9 juta jiwa, adalah eksportir gas alam cair kedua terbesar di dunia, sedikit di belakang AS, dan memainkan peran penting dalam pasar energi dunia.

Dengan kontrak energi yang sudah lebih dulu dimiliki Doha dengan negara-negara Asia, para analis mengatakan tidak jelas apakah Qatar memiliki kapasitas produksi gas alam yang memadai untuk memasok Eropa juga.

AS dan sekutu-sekutunya di Barat telah mencoba menyusun berbagai rencana cadangan apabila Moskow menginvasi Ukraina. Rusia mengatakan, pihaknya tidak berencana menyerang Ukraina, namun pada saat yang sama juga mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasannya dengan Ukraina, di mana pejabat AS mengatakan invasi dapat terjadi kapan saja.

Selain permbicaraan dengan Biden dan Menlu AS Antony Blinken, Tamim juga dijadwalkan bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas dan anggota kunci Kongres AS pada hari Senin waktu setempat.

Perbincangan Biden dengan sang emir juga dilakukan ketika AS tengah mencari jalan untuk berurusan dengan pemerintahan Taliban di Afghanistan setelah pasukan AS meninggalkan negara itu Agustus lalu dalam situasi yang kacau setelah perang selama 20 tahun di sana. Qatar telah menjadi perwakilan AS di Kabul sejak saat itu dan awalnya menampung 60.000 pengungsi Afghanistan yang ingin beremigrasi ke AS.

Biden dan Tamim juga kemungkinan mendiskusikan upaya berkelanjutan AS untuk bergabung kembali dengan perjanjian internasional untuk membatasi program nuklir Iran yang ditinggalkan AS pada masa pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump.

Dalam kunjungannya ke Washington, Tamim juga kemungkinan akan mendorong AS untuk menyetujui permintaannya untuk membeli pesawat nirawak Predator AS dan pesawat tempur siluman F-35 Amerika. [rd/jm]

Sumber: Voaindonesia

Share