Kasih ibu tak Lekang Sepanjang Waktu
TRANSINDONESIA.co | Ibu adalah jembatan bagi hidup kita di dunia. Air susunya penyambung dan jalan hidup bagi anak anaknya. Ibu tak akan tergantikan karena bagi anak anaknya adalah takdir untuk jalan hidup dan kehidupannya di dunia. Belaian cahaya kasih seorang ibu begitu besar hingga ke semua penjuru ada. Kasih ibu menghidupi.
Acara TVRI Yogyakarta pada tahun 80 an menyiarkan acara sandiwara boneka berbahasa Jawa “Kuncung lan Bawuk” karya M Habib Bari. Cerita keluarga dengan tokohnya : Bapak (sebagai ayah), simbok (sebagai ibu), kuncung (sebagai anak laki laki) dan bawuk (sebagai anak perempuan). Kisah keluarga ini menggambarkan keluarga jawa yang sederhana dan bersahaja. Kehidupan sehari hari digambarkan kuncung yang sok sokan agak jail sedikit kemlinthi namun cerdas. Tingkah polahnya dan cara bertuturnya yang kadang menimbulkan konflik di dalam keluarga atau dengan tetangga bahkan dengan guru serta teman temannya.
Dari perilaku kuncung ini diambil sebagai contoh untuk pembelajaran budi pekerti. Bawuk sebagai anak perempuan adik si kuncung tidak sejalan dengan pendapat dan perilaku kakaknya (kuncung) yang tengil jail bahkan sering menjengkelkan. Bawuk selalu mencoba meluruskan dan melaporkan kepada bapak dan simboknya. Bawuk dilakonkan sebagai anak perempuan yang patuh taat aturan orang tua, sekolah maupun tata tertib dalam kehidupan sosial.
Kuncung selalu kontroversial dan memberi argumentasi sebagai pembenaran menurut versinya sendiri. Sikapnya yang sok tahu sok jago mau menang sendiri walau akhirnya menyadari kesalahannya dan ada penyesalan serta secara ksatria berani dan mau mengakui kesalahannya.
Simbok sebagai ibu yang dengan kesederhanaannya bahkan keluguannya dengan kasih sayang seorang ibu menasehati kuncung walau dirinya sering dijadikan sasaran atau percobaan atas kelakuan kuncung. Simbok dengan sabar untuk mendengarkan apa yang menjadi kebijakan bapak sebagai suami sekaligus ayah bagi anak anaknya. Bapak sebagai kepala keluarga menunjukkan kebijaksanaanya. Bapak memang nampak bijaksana dan memberikan pencerahan dengan sikap kasih sayang yang sabar dan humanis. Simbok boleh dikatakan orang yang sederhana lugu namun kasihnya memberikan teladan dan mengayomi bahkan dapat menjadi pilar harmoni keluarga. Tanpa kekerasan dan sikap kasar sedikitpun dalam menasehati kuncung. Sikap bijaksana simbok mendukung sang bapak mendidik kuncung untuk menerima nasehatnya, menyadari kesalahannya dan menjadi anak yang ksatria. Penayangan Kuncung lan bawuk menjadi kesayangan anak anak bahkan orang tua pada masa itu. Kenangan sandiwara boneka berbahasa jawa spt kuncung lan bawuk memberikan pelajaran budi pekerti yang boleh dikatakan manjur.
Kasih Pengorbanan dan Duka Gandari sebagai istri Destrarata raja hastina yang buta juga obu dari para Kurawa. Kepekaan dan kesedihan para ibu yang akan kehilangan anak anaknya di tegal Kurusetra dalam perang Baratayudha berupaya mencegah namun tiada kuasa. Dewi Gandari yang merasa akan kehilangan 100 anaknya mengingatkan demgan keras kepada raja Drestarata, Sangkuni kakaknya dan Duryudana anak tertuanya. Kekawatiran Gandari sebagai seorang ibu yang seakan mengiba iba demi keselamatan anaknya namun sepertinya semua sudah terlambat. Gandari mengandung selama dua tahun dan merasakan cinta yang diberikan sang raja, sangkuni hanyalah cinta tahta. Tanpa pernah memikirkan kebahagiaan dan perasaan dirinya.
Seorang ibu tentu dengan penuh kasih mencintai anak anaknya sepenuh hati. Anak anaknya belum tentu memahami atau membalas cintanya. Gandari mengingatkan kepada raja Destrarata agar mengembalikan hak Pandawa dan meminta maaf atas kejadian di masa lalu. Namun lagi lagi Sangkuni menyangkal dan nengatakan Kurawa dalam kemenangan dan kejayaan. Karena Kurawa memiliki kekuatan yang lebih tangguh daripada pihak Pandawa. Ada Bisma yang Agung, Guru Durna dan Raja Angga Karna, Raja Salya, Aswatama, ditambah pasukan Narayani yang tangguh. Belum lagi strategi Sangkuni yang dikenal licin lihai penuh trik dan intrik.
Hati Gandari hancur melihat keangkaramurkaan dan ketamakan keduniawian yang mengabaikan keutamaan. Dirinya sadar semua itu mengundang kutukan. Sikap Duryudana yang kurang hormat dan memahami cinta kasih ibunya seakan diabaikan begitu saja. Kekuatan cinta seorang ibu bagaimana menjaga keselamatannya dengan memasang lilin lilin api di tempat pemujaan Maha Dewa. Cinta seorang ibu bagaimanapun caranya ia lakukan. Bahkan berkorban demi keselamatan anak anaknya. Cinta ibu sepanjang jalan memang tak terbalas cinta anak anaknya.
Gandari terus berkorban sejak dijodohkan dengan Raja Destrarata. Ia patuh dan taat apa yang menjadi keputusan Raja Subala dari Gandara. Kekuasaan dan kekuatan tatkala dilumuri angkara murka maka akan memperlebar dan mempercepat kehancuran yang baka. Ini semua sejak awal sudah dicegah oleh Gandari. Sangkuni kakak Gandari memberikan cinta buta memuat anak anaknya terutama Duryudana terjebak pada hal hal duniawi.
Para Kurawa kehilangan keutamaan karena dunia telah menguasai jiwa mereka. Sehingga, iman maupun kepandaiannya tidak akan mencapai pada kebijaksanaan. ⁸Kekuasaan kekayaan ketenaran duniawi akan tidak abadi, malahan menjadi penghalang bagi kemanusiaan, karena jeratan jeratannya melampaui kemampuannya
Gandari walau tidak memahami politik praktis namun ia sadar bahwa;” tatkala politik tanpa hati nurani akan jauh dari keutamaan dan sarat kelicikan ketamakan⁸ penyalahgunaan yang menyengsarakan bahkan mengorbankan banyak orang. Cinta Gandari terhadap anak anaknya ia tekadkan mengutuk Drupadi merasakan bagaimana rasanya kehilangan anak anaknya. Kutukan kepada Basudewa Krisna bahwa bangsa Yadawa akan dimusnahkan seperti musnahnya bangsa Kuru.
Lirik lagu kasih ibu kepada beta ciptaan Muchtar Embut atau dikenal SM Muchtar dengan lirik sbb :
Kasih Ibu kepada Beta..
Tak Terhingga Sepanjang massa..
Hanya memberi tak harap kembali..
Bagai Sang Surya Menyinari Dunia….
Lagu di atas mengingatkan kita kembali atas perjuangan seorang Ibu, kasih ibu tak lekang sepanjang waktu . Ia menjadi penyambung hidup anak anaknya. Air susunya
Ibu dengan kasih yang tak akan tergantikan dan menjadi takdir bagi ibu dan anak anaknya.
Ibu yang tak pernah lelah berjuang untuk anak anaknya mulai saat mengandung, melahirkan hingga menyusui, mendidik hingga membesarkan. Kasih sayang terbaik untuk anaknya, memberikan dengan tulus untuk terus tegar walau ada kerapuhan di sana sini. Selalu berupaya menguatkan diri dan keluarganya dengan perjuangan maupun dalam doa doanya. Kasih ibu bagai sang surya menyinari dunia. Hanya memberi dan tak harap kembali.
Selamat Hari Ibu 221221
Chryshnanda Dwilaksana