Menteri Pertahanan AS Bertekad Amankan Eropa Timur

TRANSINDONESIA.CO | Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan pemerintahan Biden berkomitmen untuk memperkuat ikatan Euro-Atlantik sambil mengamankan negara-negara yang terjepit (dengan Rusia) di timur NATO.

Berbicara di Bucharest, Rabu (20/10), Austin memuji Rumania karena memberikan “contoh penting bagi komitmen sekutu dalam berbagi tanggung jawab” dan modernisasi pertahanan.

Rumania adalah salah satu dari sedikit negara NATO yang menganggarkan lebih dari 2 persen Produk Domestik Brutonya untuk pertahanan, dengan 20 persen dari pengeluaran itu untuk modernisasi yang merupakan dua tujuan utama pengeluaran NATO.

Negara ini juga menampung sekitar 1.000 pasukan rotasi AS yang membantu menjaga keamanan wilayah Laut Hitam.

Austin berterima kasih kepada Rumania atas partisipasinya selama bertahun-tahun di Afghanistan, sebelum pasukan AS dan internasional mulai menarik diri pertengahan Agustus lalu.

Beberapa hari sebelum penarikan itu selesai, Taliban merebut kembali Kabul, sebuah akhir yang oleh perwira tinggi militer AS, Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley, disebut sebagai “kegagalan strategis.”

Negara-negara NATO selain AS kehilangan seribu lebih anggota militernya dalam perang selama 20 tahun itu. Sekitar 2.400 orang Amerika tewas dalam pertempuran di Afghanistan.

Bradley Bowman, seorang veteran Perang Afghanistan dan pakar pertahanan untuk Foundation for Defense of Democracies, mengatakan kepada VOA bahwa ia yakin reputasi Amerika “telah ternoda” akibat Afghanistan.

Presiden Joe Biden terus membela penarikan pasukan itu, menyebutnya “keputusan yang tepat, bijaksana, terbaik untuk Amerika.”

Pertemuan Menteri pertahanan NATO, Kamis (21/10) dan Jumat (22/10), akan menjadi yang pertama sejak jatuhnya Kabul, dan Bowman mengatakan Austin perlu mengatasi kekhawatiran tentang apakah AS bisa diandalkan untuk menghormati komitmen pertahanannya kepada sekutu.

“Karena jika sekutu mempertanyakan hal itu, demikian pula para agresor,” kata Bowman.

Para pejabat pertahanan mengatakan kepada VOA, Austin dan sekutu NATO akan membahas di mana fokus militer mereka sekarang setelah pasukan NATO keluar dari Afghanistan.

Kunjungan Austin ke Rumania dilakukan setelah kunjungan di Ukraina dan Georgia, dua negara yang ingin bergabung dengan NATO dan yang sebagian diduduki oleh Rusia dan pasukan yang didukung Rusia.

Ketegangan meningkat antara Rusia dan NATO, di mana Rusia, Senin (18/10) mengumumkan pihaknya menangguhkan misi permanennya untuk NATO sebagai tanggapan atas pengusiran aliansi itu terhadap delapan warga Rusia awal bulan ini.

Berbicara di Kyiv, Selasa (19/10), Austin menyebut Rusia sebagai “penghalang” bagi setiap resolusi damai untuk perang yang berkecamuk di Ukraina timur.

“Kita sekali lagi menyerukan kepada Rusia untuk mengakhiri pendudukannya atas Krimea, untuk berhenti mengabadikan perang di Ukraina timur, untuk mengakhiri aktivitas destabilisasi di Laut Hitam dan di sepanjang perbatasan Ukraina,” kata Austin.

Awal tahun ini, jumlah terbesar pasukan Rusia dikerahkan di dekat perbatasan Ukraina sejak 2014, ketika Rusia mencaplok Krimea dari Kyiv. Namun, Rusia segera menarik kembali pasukannya, setelah ikut serta dalam latihan di dekat perbatasan Ukraina.

Rusia masih menempati sekitar seperlima wilayah Georgia. [my/lt]

Sumber: Voaindonesia

Share
Leave a comment